ASIATODAY.ID, JAKARTA – Kalangan pengusaha dari Korea Selatan (Korsel) mengalami sejumlah hambatan untuk melakukan investasi di Indonesia, salah satunya terkait ketenagakerjaan.
“Ada beberapa kesulitan yang dihadapi perusahaan Korea, seperti kebijakan kenaikan upah yang cepat sekali, kemudian tunjangan pensiun yang tinggi,” terang Kepala Bagian Ekonomi Kedutaan Besar Korea Selatan, Jeon Joyoung di Jakarta, Jumat (23/8/2019).
Jeon menjelaskan, aspek nontarif lainnya terkait dengan lisensi impor, bea cukai dan sertifikasi juga termasuk dalam hambatan berinvestasi di Indonesia. Namun demikian, Pemerintah Korsel mengapresiasi Pemerintah Indonesia telah memperkenalkan paket reformasi untuk mengatasi kesulitan-kesulitan ini.
Secara khusus juga kata dia, Presiden Jokowi mengumumkan akan ada beberapa revisi terkait dengan hukum perburuhan untuk mendorong lebih banyak investasi asing. Selain itu, masalah pajak juga menjadi hambatan lainnya, meskipun memang membayar pajak merupakan bagian dari prosedur yang seharusnya dijalankan.
“Akan tetapi, investigasi pajak di lapangan cukup memberatkan. Seharusnya ada penjelasan rinci dan transparan tentang pajak transfer pricing,” kata dia.
Di atas semua itu, Joyoung mengatakan, perusahaan Korea Selatan menilai iklim investasi di Indonesia cukup baik, terutama karena Indonesia menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang cukup baik di atas lima persen. Selain itu, Indonesia memiliki populasi terbesar di ASEAN sebanyak 260 juta jiwa dan memiliki 40 persen dari seluruh PDB negara-negara anggota ASEAN.
Perhatian Indonesia pada pengembangan generasi muda dan kelas menengah, berlimpahnya sumber daya alam dan cepatnya penyebaran ekonomi digital, juga turut menyumbang hal positif berinvestasi di Indonesia.
Menurut data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), investasi asal Korea Selatan didominasi sektor industri mesin dan elektronik (15 persen); pertambangan (13 persen); gas dan air (sembilan persen); industri sepatu (delapan persen); serta industri karet dan plastik (delapan persen).
Sebagian besar investasi Korsel masih berada di Pulau Jawa, diikuti dengan Kalimantan dan Sumatera. Total realisasi investasi sejak 2014 sampai triwulan I-2019 ini mencapai USD7,3 miliar dengan realisasi investasi mencapai USD2 miliar pada 2017 dan USD1,6 miliar pada 2018. (AT Network)
,’;\;\’\’
Discussion about this post