• Tentang Kami
  • Tim Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Karir
  • Kontak
  • id
    • ar
    • zh-CN
    • en
    • fr
    • de
    • id
    • ko
    • no
    • ru
Friday, March 24, 2023
AsiaToday.id
  • HOME
  • NEWS
  • BUSINESS
  • ENERGI HIJAU
  • TRAVEL
  • EVENT
  • SAINS & LINGKUNGAN
  • KORPORASI
  • FORUM
No Result
View All Result
  • HOME
  • NEWS
  • BUSINESS
  • ENERGI HIJAU
  • TRAVEL
  • EVENT
  • SAINS & LINGKUNGAN
  • KORPORASI
  • FORUM
No Result
View All Result
AsiaToday.id
No Result
View All Result

Krisis di Myanmar: Rakyat Sipil Mogok Massal Tuntut Pemulihan Demokrasi

by Redaksi Asiatoday
February 22, 2021
in News
1 min read
0
Krisis di Myanmar: Rakyat Sipil Mogok Massal Tuntut Pemulihan Demokrasi

Rakyat Sipil di Myanmar Mogok Massal Tuntut Pemulihan Demokrasi. Ist

ASIATODAY.ID, YANGON – Krisis politik di Myanmar belum juga menunjukkan tanda-tanda akan berakhir.

Jutaan rakyat sipil dilaporkan telah berhenti bekerja dan bergabung dalam gerakan protes dan mogok massal menentang kudeta militer.

Dikutip dari Al Jazeera, Senin (22/2/2021), rakyat Myanmar menyerukan pemulihan demokrasi setelah para jenderal merebut kekuasaan dalam kudeta.

RelatedPosts

9 Warga China Tewas Ditembak di Kawasan Tambang Emas di Afrika Tengah

AS Gagal Menghentikan Kebencian terhadap Warga Asia

Turkiye dan Irak akan Bangun Koridor Transportasi Penghubung Perbatasan

Aksi pemogokan umum nasional digelar pada Senin (22/2) meskipun ada jam malam, blokade jalan, dan lebih banyak penangkapan semalam.

Secara terpisah, Amerika Serikat (AS) memperingatkan akan “mengambil tindakan tegas” terhadap militer jika terus menindak orang-orang yang menyerukan pemulihan pemerintah yang terpilih.

Setidaknya dua orang tewas setelah kekerasan selama akhir pekan ketika ribuan orang berkumpul pada Minggu (21/2) di Naypyidaw untuk pemakaman Mya Thwate Thwate Khaing. Perempuan berusia 20 tahun itu ditembak di kepala pada protes di ibu kota pada 9 Februari dan meninggal dunia pada Jumat (19/2).

Pada Minggu malam, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken juga mengutuk kekerasan tersebut.

“Amerika Serikat akan terus mengambil tindakan tegas terhadap mereka yang melakukan kekerasan terhadap rakyat Burma karena mereka menuntut pemulihan pemerintah yang dipilih secara demokratis,” tulis Blinken di Twitter.

Pernyataan Blinken merujuk pada Myanmar dengan nama sebelumnya. AS telah menjatuhkan sanksi kepada Jenderal Senior Min Aung Hlaing, yang memimpin kudeta pada 1 Februari dan perwira militer lainnya. (ATN)

Tags: Krisis Myanmar
Previous Post

Jepang Minta Maskapai Tangguhkan Operasional Boeing 777

Next Post

China Siap Rajut Kembali Hubungan dengan AS

Next Post
China Minta Amerika Tak Picu Perang Dingin dan Hentikan Kebohongan

China Siap Rajut Kembali Hubungan dengan AS

Discussion about this post

No Result
View All Result

Terbaru

  • Jepang Akhiri Pembatasan Ekspor Bahan Mentah Cip ke Korea Selatan
  • 9 Warga China Tewas Ditembak di Kawasan Tambang Emas di Afrika Tengah
  • Indonesia, Malaysia dan Thailand Komitmen Perkuat Ekonomi di Kawasan
  • Nikel Indonesia Bisa Habis, Hilirisasi Jadi Kunci
  • Pertemuan Pertama ASEAN SOM WG on DMP, Bahas Prosedur Pengambilan Keputusan
  • Tentang Kami
  • Tim Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Karir
  • Kontak

© 2022 Asiatoday.id - Asiatoday Network.

No Result
View All Result
  • HOME
  • NEWS
  • BUSINESS
  • ENERGI HIJAU
  • TRAVEL
  • EVENT
  • SAINS & LINGKUNGAN
  • KORPORASI
  • FORUM

© 2022 Asiatoday.id - Asiatoday Network.