• Tentang Kami
  • Tim Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Karir
  • Kontak
AsiaToday.id
  • Home
  • News
  • Business
  • Energi Hijau
  • Travel
  • Event
  • Sains & Lingkungan
  • Korporasi
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Business
  • Energi Hijau
  • Travel
  • Event
  • Sains & Lingkungan
  • Korporasi
No Result
View All Result
AsiaToday.id
No Result
View All Result

Krisis Politik di Myanmar, ASEAN Tak Satu Suara

Redaksi Asiatoday by Redaksi Asiatoday
February 2, 2021
in News
2 min read
0
Indonesia Dipercaya Pimpin Satgas ASEAN Travel Corridor Arrangement

Komunitas ASEAN. Ist

2.5k
SHARES
2.5k
VIEWS
64 / 100
Powered by Rank Math SEO

ASIATODAY.ID, JAKARTA – Krisis politik di Myanmar menyusul terjadinya kudeta militer mendapat sorotan dunia, terutama di negara-negara Barat yang mengecam tindakan militer terhadap pemerintahan sipil. Namun, sikap negara-negara Barat itu berbeda dengan komunitas ASEAN.

Negara-negara anggota ASEAN tidak satu suara dalam menyikapi kudeta oleh militer dan penahanan pemimpin de facto, Aung San Suu Kyi pada Senin (1/2/2021).

Dikutip dari BBC.com, Selasa (2/2/2021), Kementerian Luar Negeri Malaysia menyerukan kepada Myanmar untuk menyelesaikan semua sengketa pemilu melalui mekanisme hukum yang ada dan menggelar dialog secara damai.

RelatedPosts

Indonesia Ekspor Produk Perikanan Senilai Rp1 Triliun ke-40 Negara di Asia, Eropa dan AS

25 Pesawat Militer China Menyerbu Ruang Udara Taiwan, AS Diingatkan Tidak Main Api

Didenda Rp13 Triliun, Otoritas Terusan Suez Sita Kapal Ever Given

Jakarta Masuk Peringkat 9 Kota Termahal di Asia

Krisis Gagal Diatasi, PBB Khawatir Konflik Myanmar Berpotensi Seperti di Suriah

“Malaysia sebagai negara tetangga dan anggota ASEAN akan terus mendorong keamanan dan kestabilan, karena hal itu penting demi kemajuan dan kemakmuran semua di kawasa ini, termasuk di Myanmar. Malaysia senantiasa memberi dukungan kuat bagi peralihan demokrasi Myanmar, proses perdamaian, dan pembangunan ekonomi yang inklusif,” demikian pernyataan Kemlu Malaysia.

Sementara, Indonesia mengimbau agar Myanmar menggunakan prinsip-prinsip yang terkandung dalam Piagam ASEAN, di antaranya komitmen pada hukum, kepemerintahan yang baik, prinsip-prinsip demokrasi dan pemerintahan yang konstitusional.

Pemerintah Indonesia juga menggarisbawahi bahwa sengketa-sengketa terkait hasil pemilihan umum dapat diselesaikan dengan mekanisme hukum yang ada. Indonesia juga mendesak semua pihak di Myanmar menahan diri dan mengedepankan pendekatan dialog dalam mencari jalan keluar dari berbagai tantangan dan permasalahan yang ada sehingga situasi tidak semakin memburuk.

Sedangkan, Kemlu Singapura menyampaikan kekhawatiran mendalam terkait situasi terbaru di Myanmar.

“Kami memantau situasi dengan seksama dan berharap semua pihak menahan diri, menggelar dialog, dan berusaha mencari penyelesaikan positif dan damai,” tulis Kemlu Singapura.

Beberapa negara ASEAN lain memilih melakukan pendekatan berbeda dalam mengomentari situasi di Myanmar. Di Thailand, Wakil Perdana Menteri Prawit Wongsuwon mengatakan, perebutan kekuasaan di negara yang berbatasan langsung dengan negaranya itu adalah masalah dalam negeri.

Kemudian, Perdana Menteri Kamboja Hun Sen juga menegaskan bahwa kudeta itu merupakan masalah dalam negeri Myanmar. PM Hun Sen pun menolak untuk memberikan keterangan lebih jauh.

Hal senada juga disampaikan Presiden Filipina Rodrigo Duterte melalui juru bicaranya. Menurut Duterte, negaranya mengedepankan keselamatan rakyat Myanmar dan memandang apa yang terjadi di sana sebagai masalah dalam negeri dan Filipina tidak akan mencampurinya.

Militer Myanmar diduga melakukan kudeta, Senin (1/2/2021) dini hari, dengan menahan pemimpin de facto Aung San Suu Kyi dan sejumlah pejabat tinggi lainnya. Beberapa jam setelah penangkapan, militer lewat siaran di televisi mendeklarasikan status darurat dan mengambil alih negara selama 1 tahun.

Kudeta terjadi setelah meningkatnya ketegangan antara pemerintah sipil Myanmar dan militer karena perselisihan Pemilu pada 2020. Myanmar, yang juga disebut Burma, dipimpin oleh militer sampai reformasi demokrasi dimulai sejak 2011.

Dalam pemilu November, pemimpin Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) Suu Kyi memenangkan cukup kursi untuk membentuk pemerintahan. Namun, militer menuding kecurangan dalam pemungutan suara. Pada Senin, militer menyatakan telah menyerahkan kekuasaan kepada panglima tertinggi Min Aung Hlaing. Tentara dikerahkan ke jalanan di ibu kota, Naypyidaw, dan kota utama, Yangon.

Koneksi data internet seluler dan beberapa layanan telepon juga diblokir. NetBlocks, organisasi non-pemerintah yang melacak penutupan internet, melaporkan gangguan parah kepada koneksi web. Nomor telepon di ibu kota Naypyidaw juga tidak dapat dijangkau. (ATN)

Tags: AseanKrisis MyanmarMyanmar
Previous Post

Indonesia Alami Dampak Perubahan Iklim Jangka Panjang

Next Post

JICA dan RSUI Kolaborasi Tanggap Covid-19 Rumah Sakit

Related Posts

Krisis Myanmar: Militer Makin Brutal, Korban Jiwa Sudah Capai 320 Orang
News

Krisis Gagal Diatasi, PBB Khawatir Konflik Myanmar Berpotensi Seperti di Suriah

April 14, 2021
Krisis di Myanmar: Korban Jiwa Sudah Capai 700 Orang
News

Krisis di Myanmar: Korban Jiwa Sudah Capai 700 Orang

April 11, 2021
10 Polisi Myanmar Tewas Diserang Aliansi Tentara Etnik Kontra Rezim Kudeta
News

10 Polisi Myanmar Tewas Diserang Aliansi Tentara Etnik Kontra Rezim Kudeta

April 10, 2021
Darurat Setahun, Militer Kendalikan Kekuasaan di Myanmar
News

Rusia Warning Negara Barat, Sanksi untuk Myanmar Bisa Picu Konflik Horizontal

April 8, 2021
Kota Yangon Dicat Merah Darah oleh Demonstran
News

Kota Yangon Dicat Merah Darah oleh Demonstran

April 7, 2021
Teror Militer di Myanmar, Ribuan Warga Yangon Mengungsi
News

Pemimpin ASEAN akan Bertemu di Jakarta Bahas Resolusi Krisis Myanmar

April 6, 2021
Next Post
JICA dan RSUI Kolaborasi Tanggap Covid-19 Rumah Sakit

JICA dan RSUI Kolaborasi Tanggap Covid-19 Rumah Sakit

Discussion about this post

No Result
View All Result

Terbaru

  • Selandia Baru, Negara Pertama di Dunia yang Terapkan UU Perubahan Iklim
  • Indonesia Ekspor Produk Perikanan Senilai Rp1 Triliun ke-40 Negara di Asia, Eropa dan AS
  • Penerbangan Bersejarah EK2021, Rayakan Keberhasilan Program Vaksinasi di UEA
  • Kebakaran Hutan di Australia Meninggalkan Jejak Buruk di Atmosfer
  • 25 Pesawat Militer China Menyerbu Ruang Udara Taiwan, AS Diingatkan Tidak Main Api
AsiaToday.id

© 2020 Asiatoday.id - Referensi Asia by PT Republik Digital Network.

Navigate Site

  • Tentang Kami
  • Tim Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Karir
  • Kontak

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Business
  • Energi Hijau
  • Travel
  • Event
  • Sains & Lingkungan
  • Korporasi

© 2020 Asiatoday.id - Referensi Asia by PT Republik Digital Network.