ASIATODAY.ID, JAKARTA – Perlahan namun pasti, Labuan Bajo kini telah menjelma menjadi salah satu destinasi wisata di Indonesia yang paling diminati oleh wisatawan dunia.
Berbagai pembenahan terus dilakukan untuk mendukung pengembangan destinasi super prioritas itu yang juga terkenal sebagai habitat Komodo.
Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) pada Kamis (21/7/2022) lalu telah meresmikan sejumlah infrastruktur pendukung pariwisata di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Sejak ditetapkan menjadi salah satu destinasi pariwisata super prioritas pada 15 Juli 2019, wajah Labuan Bajo dengan cepat berubah. Salah satu yang menonjol adalah pembenahan kawasan pelabuhan yang telah disulap menjadi Marina Labuan Bajo. Sebelum disulap menjadi marina, kawasan pelabuhan ramai oleh aktivitas bongkar muat barang, sehingga kurang nyaman bagi wisatawan.
Kawasan ini menjadi salah satu fokus pembenahan karena menjadi gerbang para wisatawan yang hendak menyeberang menuju Taman Nasional Komodo (TNK).
Adapun TNK mencakup tiga pulau besar yang menjadi habitat Komodo, yakni Pulau Komodo, Pulau Rinca, dan Pulau Padar, serta pulau-pulau kecil lain di sekitarnya. TNK memiliki luas total sekitar 1.817 kilometer persegi, termasuk wilayah darat sekitar 600 kilometer persegi.
Kini kawasan tersebut berubah menjadi infrastruktur yang menjadi daya tarik wisatawan, antara lain dengan hadirnya hotel berbintang lima, dengan pemandangan kapal-kapal phinisi mewah yang bersandar maupun lepas jangkar di lepas pantai.
Di sekitar Marina Labuan Bajo didesain seperti kawasan Legian dan Seminyak di Bali, yang ramah bagi wisatawan yang ingin berjalan kaki menikmati kuliner dan mencari cendera mata khas NTT.
Selama Presiden Jokowi berada di daerah itu pada Kamis lalu, kegiatan presiden dipusatkan di kawasan Marina. Presiden meresmikan pengembangan Bandara Komodo, penataan kawasan TNK di Pulau Rinca, dan meresmikan penataan kawasan Marina Labuan Bajo.
Menurut Jokowi, penataan yang dilakukan di Marina Labuan Bajo semakin memperindah kawasan itu. Presiden membandingkan dengan kondisi kawasan tersebut pada 2015 yang masih kumuh dan kotor.
“Kita melihat sekarang ini di Marina Labuan Bajo betul-betul sudah berubah. Saya ingat ke sini tahun 2015. Saat itu masih kawasan pelabuhan yang lama, sangat kumuh, sangat kotor,” tutur Jokowi.
“Sekarang digeser pelabuhannya kira-kira 15 kilometer dari sini. Sekarang di sini dilakukan penataan-penataan yang hasilnya sudah kita lihat bersama pada malam hari ini,” terangnya.
Di Marina, selain hotel mewah, juga disiapkan tempat untuk pergelaran kegiatan seni budaya. Diharapkan menjadi etalase untuk memperkenalkan kekayaan budaya NTT, dan khususnya Pulau Flores.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno turut mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan penataan kawasan Marina Labuan Bajo.
Sandiaga menjelaskan dengan dibangun dan diresmikan infrastruktur fasilitas penunjang di Labuan Bajo, akan mampu menarik jumlah wisatawan yang datang ke kota paling barat di Pulau Flores itu.
“Saya mendampingi Presiden meninjau langsung infrastruktur dan fasilitas. Mulai dari perluasan bandara, dimana proyek mampu menampung satu juta wisatawan yang diharapkan mampu meningkatkan kunjungan wisatawan ke Labuan Bajo,” ujarnya.
Sandiaga juga meninjau kesiapan infrastruktur Pulau Rinca. Dan yang terakhir rombongan Presiden disuguhi atraksi dari pelaku parekraf Manggarai Barat di water front atau Marina Labuan Bajo.
“Terakhir yang sangat epik dan majestic yakni konser musik seni dan budaya dengan pemandangan water front atau Marina Labuan Bajo yang baru ditata dan disuguhkan bagi wisatawan. Dan yang menarik juga adalah pengolahan sampah terpadu. Oleh karena itu fasilitas yang sudah ada ini akan menjadi daya tarik utama Labuan Bajo yang bisa digunakan untuk menyejahterakan masyarakat di NTT khususnya Labuan Bajo,” katanya.
Menparekraf juga semakin optimistis dengan daya tarik yang dibangun oleh pemerintah mulai dari water front hingga penataan kawasan Pulau Rinca, lalu ditunjang dengan daya tarik wisata lain seperti adanya Goa Batu Cermin, desa wisata, keragaman budaya, serta produk-produk ekonomi kreatif.
“Promosi akan kita lakukan sehingga menempatkan Labuan Bajo sebagai destinasi unggulan. Kami cukup yakin dengan target 1,1 juta wisatawan pertahun yang diberikan oleh Presiden,” ujarnya.
Menyusuri Perairan Taman Nasional Komodo dengan Phinisi
Selain meresmikan infrastruktur, Sandiaga Uno juga mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau Pulau Rinca berlayar menggunakan kapal phinisi di perairan Taman Nasional Komodo Nusa Tenggara Timur.
Kapal phinisi berlayar ke Pulau Rinca dengan jarak tempuh 2-3 jam dari Marina Labuan Bajo.
Menparekraf mengatakan sailing menggunakan Phinisi menjadi salah satu atraksi tersendiri bagi wisatawan yang ingin datang ke Labuan Bajo. Karena dengan berlayar wisatawan dapat melihat keindahan alam dan budaya dengan lanskap gugusan pulau yang berada di sisi kanan kirinya.
Selain itu, wisatawan juga bisa berlayar mengunakan kapal phinisi mengunjungi beberapa destinasi unggulan di sekitar TN Komodo, mulai dari berenang di Pink Beach, trekking di Pulau Padar, diving di Batu Bolong, snorkeling di Siaba, berfoto di Taka Makasar, hingga melihat ribuan kelelawar keluar saat matahari tenggelam di Pulau Kalong.
Selain itu, beragam aktivitas juga bisa dilakukan saat berlayar sambil menikmati keindahan alam, seperti makan siang, rapat, hingga membuat konten video promosi pariwisata.
“Super keren banget, view dapat dan sensasinya luar biasa. Tadi selama sailing ke Pulau Rinca juga bisa melakukan beberapa aktivitas selain makan siang, ada beberapa rapat, dan juga pembuatan konten-konten untuk mempromosikan pariwisata di Labuan Bajo dan Flores,” ujarnya.
Aktivitas berlayar ini merupakan bagian dari atraksi wisata bahari yang mampu menjadi magnet wisatawan untuk berkunjung ke Labuan Bajo. (ATN)
Discussion about this post