ASIATODAY.ID, HEBRON – Warga Palestina terlibat bentrokan dengan pasukan Israel di Hebron, wilayah selatan Tepi Barat yang diduduki oleh pemerintahan negeri zionis tersebut. Sejumlah warga Palestina dilaporkan terluka.
Mengutip kantor berita Palestina Wafa, bentrokan tersebut terjadi pada Sabtu (4/7/2020). Bentrokan meletus antara pemuda setempat dan pasukan pendudukan Israel di lingkungan Bab al-Zawiya, di pusat Kota Hebron.
Pasukan pendudukan Israel menembakkan peluru dan gas air mata yang dilapisi karet untuk membubarkan para pemuda.
Setidaknya satu anak dilaporkan tertembak dan terluka oleh peluru karet, sedangkan yang lain kesulitan bernapas karena menghirup gas air mata. Semua yang terluka dirawat di lokasi kejadian.
Pada perkembangan terpisah, Pemerintah Rusia menyambut baik ikrar persatuan yang dicapai antara dua kelompok terbesar di Palestina, Fatah dan Hamas, yang memiliki satu suara dalam memerangi rencana aneksasi Israel.
“Kami sangat senang atas keputusan Fatah dan Hamas yang akhirnya bersama-sama membela kepentingan negara Palestina berdasarkan platform Organisasi Pembebasan Palestina,” kata Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov, dikutip dari Russia Today.
“Salah satu masalah utama yang perlu diselesaikan untuk upaya bersama kita adalah mengembalikan persatuan Palestina,” ungkapnya.
Dia mengatakan Moskwa mengandalkan “semua perwakilan negara Arab untuk secara aktif mendukung upaya Palestina”.
Sebelumnya, gerakan perlawanan Hamas dan partai politik Fatah akhirnya bersatu dan memiliki satu suara dalam memerangi rencana aneksasi Israel.
Dalam konferensi pers bersama pada Kamis (2/7/2020) waktu setempat, anggota Komite Sentral Fatah, Jibril Rjoub, yang berbicara di Ramallah, dan wakil kepala Hamas, Saleh Arouri, yang berbicara melalui konferensi video dari Beirut, Lebanon, mengatakan bahwa dua kelompok besar Palestina, Hamas dan Fatah, satu suara dalam memerangi rencana aneksasi Israel.
“Tahap saat ini adalah yang paling berbahaya bagi rakyat Palestina, yang mengharuskan kita semua untuk menghadapi tantangan saat ini,” kata Rjoub.
“Kami ingin datang dengan visi strategis dengan semua faksi dari kekuatan nasionalis untuk menghadapi tantangan saat ini.”
Dia menekankan bahwa Fatah dan Hamas sekarang dituntut untuk menyatukan barisan mereka setelah bertahun-tahun berpisah. (Ant)
Discussion about this post