ASIATODAY.ID, HONG KONG – Sanksi Amerika Serikat tidak membuat pemimpin Hong Kong Carrie Lam bergeming.
Lam menegaskan tidak peduli dengan sanksi tersebut bahkan ia akan mengadukan AS ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) atas persyaratan yang diterapkan kepada produk-produk Hong Kong.
Bulan ini, AS menjatuhkan sanksi terhadap Lam dan mantan pejabat Hong Kong dan China yang lain karena dianggap membatasi kebebasan politik di Hong Kong.
“Walaupun ada beberapa ketidaknyamanan dalam urusan pribadi saya, tidak ada yang akan saya ingat tentang sanksi,” katanya dalam jumpa pers mingguan, dilansir dari CNA, Selasa (18/8/2020).
“Kami akan terus melakukan yang terbaik dan benar untuk negara dan untuk Hong Kong,” imbuhnya.
Sanksi dari Negeri Paman Sam muncul sebagai tanggapan atas diberlakukannya Undang-Undang Keamanan Nasional di Hong Kong oleh China. UU disahkan usai protes pro-demokrasi anti-China yang berkepanjangan tahun lalu.
UU tersebut menghukum apapun yang dianggap China sebagai pemisahan diri, subversi, terorisme, atau kolusi dengan pasukan asing dan memberlakukan hukuman penjara seumur hidup.
UU ini menuai kritik dari negara-negara Barat yang khawatir jika kebebasan yang dijanjikan di wilayah bekas koloni Inggris berakhir.
Sanksi itu juga berujung pada bekunya aset AS milik pejabat yang menjadi sasaran. Sanksi pun melarang orang Amerika berbisnis dengan para pejabat tersebut.
Lam mengatakan meskipun tidak dapat melakukan perjalanan ke AS sendiri, pemerintahnya akan terus mempromosikan Hong Kong ke pebisnis AS.
Selain itu, AS juga mewajibkan barang-barang yang dibuat Hong Kong untuk diekspor ke AS diberi label ‘buatan China’ mulai 25 September mendatang. Lam mengatakan Hong Kong dan China adalah anggota WTO yang terpisah dan Hong Kong akan mengajukan keluhan terhadap keputusan AS tersebut.
Pemerintah Hong Kong mengecam sanksi AS sebagai campur tangan asing yang ‘biadab dan tidak tahu malu’ dalam urusan dalam negeri China. (ATN)
Discussion about this post