ASIATODAY.ID, JAKARTA – Lembaga Kemanusiaan Global bernama Aksi Cepat Tanggap (ACT) Indonesia kini sedang menjadi sorotan publik.
Pasalnya, ACT dinilai tidak transparan dalam mengelola dana donasi publik yang masuk ke Lembaga itu. Akibatnya, ACT kini kehilangan kepercayaan publik di Indonesia. Hanya dalam sekejap, tagar #JanganpercayaACT trending di jagad Twitter pada Senin (4/7/2022).
Akun media sosial Instagram Lembaga Aksi Cepat Tanggap (ACT) bahkan dipenuhi komentar miring, hingga Lembaga itu membatasi komentar di setiap postingan.
Ihwal isu ini mencuat setelah warga net di jagad maya menyoroti transparansi ACT dalam hal penyaluran dana donasi.
Salah satu pendiri dan pemimpin ACT Ahyudin, turut jadi sorotan apalagi dia telah aktif di lembaga itu selama 17 tahun, sejak ACT didirikan pada 2005.
Namun Ahyudin, melalui Facebook, menjelaskan bahwa ia telah mengundurkan diri dari lembaga sedekah itu “dengan sebab-sebab yang amat saya sesalkan dan saya prihatinkan hingga saat ini.”
“Perjalanan saya sepanjang 17 tahun sejak awal 2005 hingga 11 Januari 2022, dengan segala jerih payah yang saya lakukakan menggagas, mendirikan, dan memimpin lembaga kemanusiaan terdepan di Indonesia yaitu @actforhumanity Aksi Cepat Tanggap, dengan terpaksa harus saya tinggalkan,” jelas Ahyudin pada 15 April 2022.
Dinukil laman resmi ACT, lembaga penyalur sedekah tersebut sebenarnya rutin merilis laporan keuangan tahunan sejak 2005 hingga 2020, sebagai bentuk transparansi. Hanya saja, memasuki 2022, ACT belum merilis laporan tahun 2021 di situs resminya.
Dalam menjalankan aksi, ACT menghimpun bantuan untuk korban bencana, pengembangan masyarakat, hingga kegiatan bersifat keagamaan seperti pengelolaan zakat dan wakaf, dimana ACT menerima donasi dari para donatur.
Biasanya, pada laporan tahun-tahun sebelumnya ACT rutin melakukan pelaporan keuangan per 31 Desember atau akhir tahun periode keuangan.
Terlepas dari itu, nominal donasi yang diterima ACT sejak 2005 hingga 2020 terpantau melejit.
Pada laporan perdana yang dirilis 2005, ACT menerima senilai Rp 47.461.501 dari zakat, dan Rp4.249.196.796 dari sumbangan kemanusiaan.
Adapun dari jumlah itu, dana yang disalurkan pada masyarakat dalam bentuk zakat senilai Rp900.000 dan sumbangan kemanusiaan Rp2.722.942.955
Dengan kata lain, donasi yang diterima pada 2005 totalnya mencapai Rp4.269.658.276 atau sekitar Rp4,2 Milyar. Sementara total dana yang disalurkan pada tahun itu hanya Rp2.734.842.955 atau sekitar Rp2,7 Milyar
Selisih sekitar Rp15 Milyar dalam laporan keuangan digunakan untuk operasional perusahaan, termasuk peningkatan saldo awal lembaga yang semula nol menjadi Rp 591.426.630 atau sekitar Rp591 juta.
Beralih ke laporan terbaru yang dirilis pada 2020, penerimaan donasi lembaga ini mencapai Rp373.729.275.191 atau sekitar Rp373 Milyar. Sementara total donasi yang disalurkan pada tahun itu mencapai Rp323.896.615.099 atau sekitar Rp323 Milyar.
Adapun selisish sekitar Rp49 Milyar itu digunakan untuk operasional perusahaan sepanjang 2020. (ATN)
Discussion about this post