ASIATODAY.ID, JAKARTA – LinkedIn, platform jejaring sosial yang berorientasi pada profesional dan dunia kerja, terpaksa memutuskan menutup layanannya di China.
Hal itu disampaikan LinkedIn dalam pengumuman oleh Mohak Shroff, Senior Vice President of Engineering LinkedIn, di blog perusahaan, dikutip Jumat (15/10/2021).
Menurut layanan milik Microsoft ini, mereka sadar bahwa operasional LinkedIn versi China harus patuh terhadap persyaratan pemerintah tentang platform internet.
“Meskipun kami sangat mendukung kebebasan berekspresi, kami mengambil pendekatan ini demi menciptakan nilai bagi member kami di China dan seluruh dunia,” tulis perusahaan itu.
LinkedIn mengatakan, strategi mereka berhasil mengoperasikan layanannya di China selama tujuh tahun terakhir dan membantu pengguna untuk menemukan pekerjaan, berbagi, sembari tetap mendapatkan informasi.
Namun, mereka mengaku belum menemukan tingkat keberhasilan yang sama dalam aspek sosial yang lebih besar, yaitu berbagi dan tetap mendapat informasi.
“Kami juga menghadapi lingkungan operasi yang jauh lebih menantang dan persyaratan kepatuhan yang lebih besar di China,” tulis LinkedIn.
Sebagai gantinya, Microsoft menyatakan akan membuka platform pekerjaan baru penerus LinkedIn untuk warga China yaitu InJobs, yang akan diluncurkan juga di akhir tahun ini.
“InJobs tidak akan menyertakan umpan sosial atau kemampuan untuk berbagi unggahan atau artikel,” jelas perusahaan.
Selain itu, Microsoft juga mengatakan akan terus bekerja sama dengan dunia bisnis China untuk membantu menciptakan peluang ekonomi.
“Keputusan ini sejalan dengan komitmen kami untuk menciptakan peluang ekonomi bagi setiap anggota tenaga kerja global,” kata pihak LinkedIn.
Mengutip AP News, regulator China dikabarkan tengah meningkatkan langkah yang lebih tegas terhadap sektor internet.
Pemerintah China juga berusaha memiliki kendali yang lebih besar atas algoritma yang digunakan perusahaan teknologi, untuk mempersonalisasi dan merekomendasikan konten.
China juga memperkuat pembatasan privasi data dan memperluas kontrol atas arus informasi dan opini publik.
Bulan Maret lalu, LinkedIn juga mengatakan akan menghentikan registrasi anggota baru di platform China karena masalah peraturan yang tidak dirinci.
Pengawas internet China di bulan Mei menyebut, LinkedIn, mesin pencari Microsoft Bing, dan sekitar 100 aplikasi, terlibat pengumpulan dan penggunaan data secara tidak benar dan memerintahkan mereka memperbaiki masalah itu. (ATN)
Discussion about this post