ASIATODAY.ID, SYDNEY – Langkah lockdown yang diterapkan dua negara bagian terbesar di Australia yakni Sydney dan Victoria, efektif menekan laju inflasi Covid-19.
Pada Minggu (18/7/2021), dua negara bagian itu melaporkan mulai terjadi penurunan kasus Covid-19. Hal ini mendorong pihak berwenang menyatakan, butuh tambahanan waktu dari kebijakan lockdown yang ketat untuk menunjukkan kemajuan dalam menahan penyebaran varian Delta.
Kota Sydney di New South Wales (NSW) dan Victoria, yang memiliki total hampir setengah dari 25 juta jumlah penduduk negara itu, berada di bawah perintah tinggal di rumah setelah wabah virus yang sangat menular dimulai bulan lalu.
NSW di mana Sydney adalah ibu kotanya melaporkan 105 kasus baru, turun dari 111 sehari sebelumnya. Sementara Victoria mencatat 16 kasus baru, turun dari 19.
NSW juga mencatat, tambahan kasus kematian Covid-19, sehingga total menjadi 4 kasus sejak awal tahun dan total kasus kematian nasional menjadi 914 sejak pandemi dimulai.
“Dengan bekerjasama, kita akan mulai melihat angka-angka itu, dan mengerahkan semua sumber daya dan upaya kita untuk mewujudkannya,” kata Perdana Menteri NSW Gladys Berejiklian pada konferensi pers yang disiarkan televisi sebagaimana dilaporkan CNA.
“Kami ingin memastikan bahwa kami mengizinkan keluarga dan bisnis khususnya untuk bangkit kembali sesegera mungkin. Itulah sebabnya kami mengerahkan segalanya dalam dua minggu ke depan,” ujarnya.
Otoritas di negara bagian Victoria, dengan 7 juta orang di bawah lockdown lima hari yang dijadwalkan berakhir pada Selasa (20/7/2021) menyatakan, semua 16 kasus baru terkait dengan rantai penularan yang diketahui.
Australia mampu menghindari tingginya angka infeksi dan kematian pada tahap awal pandemi karena memberlakukan aturan pembatasan yang cepat, perintah tinggal di rumah, dan stimulus ekonomi.
Namun setelah satu setengah tahun berjalan, pemerintah federal berada di bawah tekanan karena peluncuran vaksin yang lamban, yang disalahkan oleh beberapa ahli karena mengubah saran peraturan untuk vaksin Astrazeneca dan terbatasnya pasokan obat Pfizer.
Hanya lebih dari 10 persen dari 25 juta orang Australia yang divaksinasi lengkap, jumlah itu masih kecil dari angka vaksin lengkap di Amerika Serikat dan Inggris. (ATN)
Discussion about this post