ASIATODAY.ID, NEW DELHI – Perdana Menteri (PM) India, Narendra Modi telah meminta pengampunan kepada rakyat negaranya setelah memberlakukan penguncian (lockdown) besar-besaran yang dinilai telah menyakiti jutaan orang miskin.
Modi telah dihujani kritik tajam karena kurangnya perencanaan menjelang penguncian yang dilakukan untuk mencegah penyebaran coronavirus (Covid-19) di India. Lockdown tersebut diberlakukan dengan pemberitahuan kurang dari empat jam.
Banyak penduduk India kehilangan pekerjaan dan kelaparan karena pemberlakuan lokcdown tersebut. Puluhan ribu buruh migran terpaksa berjalan ratusan kilometer ke desa asal mereka.
Dalam pidato radio mingguannya, PM Modi meminta maaf atas dampak dari tindakan ketatnya yang memaksa rakyat tinggal di rumah.
Namun dia mengatakan tidak ada cara lain untuk menghentikan penyebaran virus yang cepat.
“Terutama ketika saya melihat saudara-saudari saya yang malang, saya pasti merasa bahwa mereka pasti berpikir, perdana menteri seperti apa yang telah menempatkan kami dalam kesulitan ini? “Saya terutama mencari pengampunan mereka,” katanya sebagaimana dilansir BBC, Senin (30/3/2020).
“Mungkin banyak yang akan marah kepada saya karena dikurung di rumah mereka.
“Saya mengerti masalah Anda tetapi tidak ada cara lain untuk berperang melawan virus corona… Itu adalah pertempuran hidup dan mati dan kita harus memenangkannya.”
Berdasarkan aturan lockdown total yang diberlakukan di India sejak Selasa (24/3/2020), orang-orang dilarang meninggalkan rumah mereka selama tiga pekan. Semua bisnis yang tidak penting telah ditutup dan hampir semua pertemuan publik dilarang.
Ini telah memicu eksodus dari kota-kota besar seperti Delhi, di mana ribuan pekerja migran berangkat dalam perjalanan panjang kembali ke desa asal mereka setelah transportasi dihentikan. Pada Sabtu (28/3/2020) seorang pekerja meninggal setelah berusaha berjalan sejauh 270 km kembali ke rumah.
India mengumumkan bantuan sebesar USD22 miliar untuk rakyat miskin pada Selasa, termasuk makanan gratis dan pemberian uang tunai, tetapi ada kekhawatiran ini mungkin tidak mencapai mereka yang paling membutuhkan.
Para pakar ekonomi mengatakan perlu lebih banyak bantuan untuk rakyat miskin yang perlu dikucurkan agar krisis akibat pandemi Covid-19 tidak menjadi bencana ekonomi yang lebih besar.
India telah melaporkan sekira 1.000 kasus virus corona dan 25 kematian. Namun, para ahli khawatir bahwa jumlah sebenarnya infeksi bisa jauh lebih tinggi, terlebih karena India memiliki salah satu tingkat pengujian (Covid-19) terendah di dunia. (ATN)
,’;\;\’\’
Discussion about this post