ASIATODAY.ID, JAKARTA – Aktivitas ekspor perikanan Indonesia terus bergerak di tengah pandemi Covid-19.
Terbaru, Stasiun Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (KIPM) Luwuk Banggai, Sulawesi Tengah melepas ekspor langsung 1 kontainer gurita (Octopus Sp) ke Mexico.
“Ini sebuah kebanggaan apalagi gurita ini produk hasil perikanan Kabupaten Banggai bisa langsung diekspor ke Mexico,” kata Kepala BKIPM, Rina, di Jakarta, Rabu (20/1/2021).
Rina menambahkan, pelepasan tersebut berlangsung Senin (18/1) kemarin dan dikemas dengan tema “Menembus Batas Tatanan Normal Baru dalam rangka Pemulihan Ekonomi Nasional.” Volume gurita yang diekspor sebanyak 20.500 kilogram senilai Rp1,1 miliar.
“Semoga kegiatan ini menjadi triger untuk ekspor selanjutnya dari Kabupaten Banggai dan daerah di sekitarnya,” sambungnya.
Pada kegiatan ekspor tersebut, diserahkan pula sertifikat kesehatan (Health Certificate) kepada PT Banggai Indo Gemilang selaku eksportir sebagai jaminan bahwa produk tersebut diproduksi oleh UPI yang telah menerapkan hazard analysis and critical point (HACCP) sehingga aman bagi konsumen dan memenuhi persyaratan negara tujuan.
Sebelumnya, selama 2020, keberterimaan produk kelautan dan perikanan Indonesia telah menjangkau 157 negara. Selain itu, sebanyak 2.191 unit pengolah ikan (UPI) telah terdaftar ke negara mitra pada tahun 2020. BKIPM pun terus mendorong pemangku kebijakan terkait untuk bersinergi dalam kegiatan ekspor langsung dari daerah produksi ke negara tujuan.
Selama 2020, BKIPM juga berhasil menginisiasi dan mendorong 4 direct call atau ekspor langsung dari daerah ke negara tujuan. Keempat direct call tersebut antara lain: pertama, Manado-Jepang. Rina menjabarkan, ekspor langsung ini terwujud berkat sinergi antara BKIPM Manado, Bea Cukai Manado, Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara, dan Angkasa Pura.
Direct call kedua dari Manokwari ke Singapura yang diluncurkan pada 20 Oktober 2020.
Ketiga, direct call dari bandara udara Mutiara Sis Aljufri, Palu langsung ke Jepang. Terakhir, direct ekspor perdana dari Ambon-Manado-Jepang yang lebih efisien karena perbedaan waktu tempuh yang sebelumnya 24 – 26 jam via Ambon – Jakarta – Narita menjadi 13 jam. (ATN)
Discussion about this post