ASIATODAY.ID, JAKARTA – Produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dari Indonesia direspon positif oleh pasar di Malaysia. Dengan kondisi ini, peluang dan kinerja ekspor produk UMKM asal Indonesia ke Malaysia diproyeksi akan terus tumbuh.
Berbagai produk UMKM Indonesia yang paling diburu seperti produk consumer goods, produk pertanian jenis hortikultura seperti sayur, buah, kopi dan teh, furniture, hingga kosmetik halal berbahan kayu Gaharu.
Menurut Duta Besar Indonesia untuk Malaysia Rusdi Kirana, pasar Malaysia sudah lama mengenal produk UMKM asal Indonesia. Karena itu, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) terus berupaya mendorong peningkatan ekspor, khususnya ke Malaysia besar.
Salah satu upaya strategis yang dilakukan yakni mempertemukan pelaku UMKM dengan para buyer Malaysia melalui business matchmaking.
“Forum semacam ini sangat dibutuhkan untuk memperkuat sinergi ekonomi dan perdagangan kedua negara. Tak hanya itu, KBRI juga berencana membangun central promosi produk-produk UMKM Indonesia di Kuala Lumpur untuk penguatan diplomasi ekonomi Indonesia di Malaysia,” jelas Dubes Rusdi Kirana melalui keterangan tertulisnya, Kamis (5/3/2020).
Melalui business matchmaking, KBRI menghadirkan 16 pelaku UMKM dari 8 daerah di Indonesia yakni Aceh, Sumatera Utara, Riau, Bengkulu, Sumatera Barat, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Para pelaku usaha ini dipertemukan dengan importir dan pengusaha Malaysia.
Para pelaku UMKM yang turut serta dalam kegiatan ini merupakan pengusaha unggulan daerah hasil kurasi yang dilakukan Kemlu bersinergi dengan pemerintah daerah. Sebelumnya, Kemlu telah melakukan program reach-out ke beberapa daerah tersebut.
“Produk-produk UMKM yang dihadirkan sangat menarik perhatian para importir Malaysia, hingga mampu mencatatkan potential business deals secara langsung. Pelaku usaha UMKM juga mendapatkan distributor di Malaysia untuk pasarkan produknya misalnya pelaku usaha UMKM dari Riau,” jelasnya.
Produk buah dan sayur asal Jawa Barat juga kata dia, menerima pesanan dengan estimasi nilai transaksi sebesar USD50.000 per bulan, sementara pengusaha furniture asal Jawa Tengah catatkan potensi transaksi sebesar Rp3,5 miliar.
“Ke depan, potensi ekspor produk unggulan UMKM dari berbagai daerah di Indonesia akan terus didorong melalui promosi secara tematik per sektor produk unggulan. Rencananya pada pertengahan tahun 2020 akan diselenggarakan kembali business matchmaking khusus sektor hortikultura, perkebunan atau consumer goods saja di Malaysia,” tandasnya. (AT Network)
Discussion about this post