ASIATODAY.ID, JAKARTA – Ditengah kepanikan global menghadapi wabah mematikan virus corona (Covid-19), Indonesia justru mencuri perhatian.
Pasalnya, hingga kini di Indonesia belum satupun ditemukan kasus corona padahal Indonesia termasuk salah satu basis penyebaran warga negara China. Selain itu, statistik jumlah penderita wabah corona secara global, telah mencapai 67.169 orang dan lebih dari 1.500 jiwa sudah meninggal dunia.
Fakta ini lantas memantik berbagai anggapan bahwa tubuh orang Indonesia kebal akan penyakit. Contoh lain yang menguatkan anggapan itu bisa dilihat dari 78 orang Warga Negara Indonesia (WNI) yang ikut dikarantina di kapal pesiar Diamond Princess, tak satupun terpapar virus ini, padahal lebih 300 penumpang lainnya dinyatakan positif.
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengatakan, tidak adanya satu kasus COVID-19 di Indonesia itu berkat doa seluruh rakyat Indonesia, sehingga masyarakat terlindung dari ancaman bahaya penyakit mematikan ini.
“Secara medis doa, semua karena doa. Saya yakin karena doa,” ujarnya sambil tersenyum ke arah awak media di Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta, Sabtu (15/2/2020).
Menurut Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI dr Anung Sugihantono, kebalnya orang Indonesia pada virus corona COVID-19 karena masyarakat Indonesia suka makan apa saja.
“Kita kan selalu makan tongseng, tong dimakan, seng dimakan. Ini yang mungkin bikin kebal,” ujarnya dengan canda.
Anung menerangkan kemungkinan alasan ilmiah terkait dengan tubuh orang Indonesia yang kebal COVID-19. Berdasarkan penjelasan ilmiah, ternyata terkait dengan faktor genetik.
“Saya sampaikan, Kemenkes belum tahu, tapi kemungkinan ini karena faktor genetik. Dalam teori status kesehatan seseorang, ada pengaruh lingkungan, genetik, pelayanan kesehatan dan perilaku,” terang Anung.
Anung menambahkan, dalam penularan virus juga harus dilihat tiga aspek yaitu agen, host dan lingkungannya.
“Interaksi ini yang harus kami lihat lebih jauh lagi. Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan,” tandasnya.
Apresiasi WHO
Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) mengapresiasi gerak cepat Pemerintah Indonesia dalam menyelamatkan warganya dari ancaman wabah virus corona (COVID-19), di China.
WHO Representative for Indonesia, Dr. Paranietharan mengungkapkan hal itu saat turut melepas para Warga Negara Indonesia (WNI) yang telah mengikuti rangkaian proses observasi selama dua pekan di Natuna.
“Kami sangat mengapresiasi Pemerintah Indonesia yang sudah sangat baik dalam menangani dan melayani mereka yang dievakuasi dari China akibat ancaman wabah corona,” ujar Dr. Paranietharan dalam keterangan tertulis yang diterima, Minggu (16/2/2020).
Menurut Dr. Paranietharan, penanganan oleh Pemerintah Indonesia kepada warganya telah melalui serangkaian proses yang tepat sesuai rekomendasi dan protokol WHO. Hal itu dilakukan guna memastikan para WNI dalam keadaan sehat sebelum dipulangkan ke keluarga masing-masing.
“Terima kasih dan selamat kepada Pemerintah Indonesia, Kepada BNPB, Kementerian Kesehatan, Kemenko PMK, dan TNI atas kinerja yang luar biasa bagi rakyatnya,” imbuhnya.
Oleh sebab itu, Dr. Paranietharan juga mengingatkan agar warga lainnya tidak perlu khawatir terhadap kehadiran mereka yang kembali pulang ke kampung halamannya. Sebab, sejumlah upaya tepat telah dilakukan sedemikian rupa.
“Mereka telah melalui prosedur yang ditaati dan dilaksanakan dengan baik, maka bisa dipastikan bahwa peserta observasi ini sudah dalam keadaan yang sehat. Kita jamin dan pastikan mereka sehat,” tegasnya.
Sementara itu, sebanyak 243 WNI yang terdiri dari 238 warga dan lima KBRI telah dipulangkan ke kampung halamannya masing-masing dari Natuna. Mereka telah mengikuti proses observasi selama dua pekan atau 14 hari melalui prosedur yang telah ditetapkan WHO secara ketat.
Proses pemulangan WNI tersebut dilakukan menggunakan tiga pesawat milik TNI. Sebanyak dua pesawat jenis Boeing dan satu jenis Hercules yang diberangkatkan dari Lanud Raden Sadjad Ranai Natuna, Kepulauan Riau, menuju Lanud Halim Perdanakusuma di Jakarta.
Ketiga pesawat tersebut bertolak dari Natuna pada pukul 13.15 WIB dan mendarat di Jakarta sekitar pukul 15.46 WIB. Setibanya di Lanud Halim, mereka akan dijemput oleh perwakilan pemerintah provinsi masing-masing untuk kemudian didampingi sampai tiba di kampung halaman. (AT Network)
,’;\;\’\’
Discussion about this post