ASIATODAY.ID, JAKARTA – Para menteri ekonomi di ASEAN sepakat untuk memperkuat kolaborasi dalam kerangka mendorong stabilitas perdagangan di kawasan.
Hal tersebut disampaikan Wakil Menteri Perdagangan RI Jerry Sambuaga mewakili menteri perdagangan sebagai Asean Economic Minister (AEM) untuk Indonesia saat menghadiri pertemuan The Special ASEAN Economic Ministers’ (AEM) Virtual Conference Meeting on Covid-19 Responses.
Pertemuan ini membahas upaya bersama negara ASEAN dalam menghadapi pandemi covid-19, dan merupakan tindak lanjut dari kesepakatan para Kepala Negara/Pemerintahan Asean dalam Declaration of the Special Asean Summit on Coronavirus Disease 2019 dan pertemuan AEM terdahulu yang menghasilkan AEM’s Statement on Strengthening ASEAN’s Economic Resilience in Response to the Outbreak of Covid-19.
“Indonesia bersama para menteri ekonomi ASEAN berkomitmen menggali mekanisme guna menjaga konektivitas rantai pasok dan memastikan kelancaran arus perdagangan barang-barang penting (essential products) di kawasan Asia Tenggara, khususnya yang terkait penanganan pandemi covid-19,” kata Jerry melalui keterangan tertulisnya, yang diterima Senin (8/6/2020).
Para menteri ekonomi ASEAN juga turut menyepakati Hanoi Plan of Action on Strengthening Asean Economic Cooperation and Supply Chain Connectivity in Response to the Covid-19 Pandemic.
Kesepakatan tersebut memuat langkah-langkah kerja sama di bidang fasilitasi perdagangan barang-barang penting seperti makanan, obat-obatan, peralatan medis, dan produk-produk terkait lainnya. Kemudian fasilitasi produksi serta akses terhadap obat-obatan dan vaksin covid-19 melalui penguatan konektivitas rantai pasok.
Menueit Jerry, Hanoi Plan of Action ini diharapkan mampu mendorong negara anggota Asean lebih proaktif mengimplementasikan langkah konkret seperti penggunaan Affixed Signature and Stamp (ASnS) untuk mempertahankan kelancaran arus perdagangan di tengah kebijakan social-distancing, mengoptimalkan Asean Single Window sebagai platform pertukaran dokumen administrasi perdagangan, serta meningkatkan pemanfaatan teknologi digitalisasi dan Revolusi Industri 4.0 dalam menghadapi the new normal.
“Kunci untuk mempertahankan jaringan produksi dan arus keluar-masuk barang dan jasa terletak pada kesungguhan seluruh negara ASEAN untuk memanfaatkan teknologi informasi,” ungkapnya.
Dalam kesempatan ini, para Menteri Ekonomi ASEAN saling bertukar informasi dan praktik terbaik mengenai kebijakan ekonomi di masing-masing negara untuk menanggulangi dampak negatif pandemi covid-19. Mereka juga menyambut baik usulan kerja sama dari Asean Business Advisory Council (Asean-BAC) yang akan diwujudkan melalui Joint Statement on Covid-19 by Asean Business Advisory Council and Joint Business Council (JBC) and Partners Sector Champions.
Adapun pemerintah dan pelaku usaha ASEAN berkomitmen untuk bekerja sama dalam menangani pandemi covid-19, termasuk upaya memitigasi dampak negatif pada bidang sosial dan ekonomi. Beberapa sektor usaha di Asean yang terkena imbas negatif dari pandemik covid-19 di antaranya bidang usaha perjalanan, barang-barang penting dan rantai pasokan terkait, layanan medis, dan alat digital.
“Pemerintah Indonesia memprioritaskan perlindungan kesehatan masyarakat dengan tetap menjaga agar rantai produksi dan distribusi barang penting, baik di dalam maupun ke luar negeri, tetap berjalan dengan lancar,” pungkasnya. (AT Network)
Discussion about this post