ASIATODAY.ID, JAKARTA – Menteri Keuangan Republik Indonesia, Sri Mulyani Indrawati bertemu dengan Vice President of Global Government Affairs and Public Policy Google, Karan Bathia di Washinton DC, Amerika Serikat.
Dalam pertemuan ini, Sri Mulyani minta dukungan Google dalam pengembangan sektor informal dan ekonomi kreatif di Indonesia.
Pertemuan itu berlangsung pada Jumat (14/10/2022), di sela berbagai pertemuan G20 dan rapat tahunan International Monetary Fund (IMF)/World Bank. Sri Mulyani bertemu pemimpin Google bersama sejumlah pejabat Kementerian Keuangan (Kemenkeu), seperti Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Febrio Nathan Kacaribu dan Sekretaris Jenderal Kemenkeu Heru Pambudi.
Dalam kesempatan tersebut, Sri Mulyani menyampaikan kepada Bathia bahwa Indonesia mempunyai banyak perusahaan skala kecil dan mengengah, namun tingkat literasi digital dan familiarisasi perusahaan di skala tersebut masih rendah dan perlu peningkatan.
Literasi digital pun berkaitan dengan semakin banyaknya pekerjaan di sektor digital, yang menarik minat banyak orang, terutama generasi muda.
Sri Mulyani menyampaikan kepada Bathia bahwa hal itu terlihat dari banyaknya youtuber dan content creator baru.
“Karena creative industry kini sangat menjanjikan,” ujar Sri Mulyani, seperti dikutip dari laman resmi Kemenkeu pada Selasa (18/10/2022).
Sri Mulyani menyampaikan kepada pihak Google bahwa pemerintah akan memikirkan cara membangun infrastruktur digital sekaligus meningkatkan kemampuan sumber daya manusia (SDM) dalam memanfaatkan teknologi digital.
Oleh karena itu, Indonesia fokus berinvestasi membangun infrastruktur digital, terutama di daerah terpencil untuk meningkatkan konektivitas.
Menurut Sri Mulyani, Google turut berperan dan bekerja sama dengan Indonesia dalam pembangunan jaringan kabel, program peningkatan kapasitas dengan membangun digital service certificate untuk peningkatan digital skill—yang baru diluncurkan tahun ini dan sudah melibatkan sekitar 20.000 orang. Terdapat pula program academy educreator yang mengajarkan bagaimana penggunaan YouTube untuk pendidikan.
“Indonesia memiliki dana pendidikan yang bisa diarahkan untuk mengembangkan kemampuan ekonomi kreatif, tentunya dengan turut melibatkan pemerintah daerah dan pihak swasta dalam pelaksanaannya,” ujar Sri Mulyani. (ATN)
Discussion about this post