ASIATODAY.ID, BERLIN – Militer Jerman dilaporkan sedang mengalami krisis.
Pasalnya, tentara Jerman hanya memiliki amunisi untuk dua hari perang.
Laporan RT, Minggu (9/10/2022), masalah tersebut telah diketahui “selama bertahun-tahun” tetapi diperparah oleh perang Ukraina.
“Angkatan Darat Jerman (Bundeswehr) memiliki amunisi yang cukup hanya untuk satu atau dua hari perang,” demikian laporan situs berita Business Insider (BI) edisi Jerman pada hari Sabtu, mengutip sumber-sumber industri pertahanan dan parlemen.
Menurut laporan BI, Berlin secara signifikan tertinggal dari persyaratan NATO untuk mempertahankan stok setidaknya selama 30 hari pertempuran.
Dikatakan, masalah krisis amunisi itu telah diketahui selama bertahun-tahun, karena latihan militer mengalami kekurangan persediaan.
Persediaan amunisi tentara Jerman semakin menipis bersama dengan banyak negara Barat lainnya, mulai mengirim senjata dan amunisi ke Ukraina setelah Rusia meluncurkan operasi militernya di negara tetangga pada Februari.
Menurut pemerintah Jerman, pengiriman itu termasuk 53.000 peluru untuk senjata antipesawat self-propelled, 21,8 juta peluru untuk senjata api, dan 50 rudal penghancur bunker.
“Situasi dengan kekurangan tersebut “tidak akan membaik jika amunisi dihapus dari persediaan Bundeswehr, sementara pesanan terkait tidak ditempatkan pada industri pertahanan pada saat yang sama,” kata Hans Christoph Atzpodien, CEO Asosiasi Industri Keamanan dan Pertahanan Jerman (BDSV), kepada BI.
Sumber outlet menyatakan bahwa “tidak ada pesanan signifikan” bagi perusahaan pertahanan untuk memproduksi lebih banyak persenjataan.
Eva Hoegl, komisaris pertahanan parlemen Jerman, mengatakan kepada BI bahwa tambahan 20 miliar euro (US$ 19,5 miliar atau Rp 299 triliun) diperlukan untuk mengisi kembali stok.
Jerman mengumumkan pembentukan dana 100 miliar euro (US$ 97,4 miliar atau Rp 1.494 triliun) pada bulan Februari untuk memperkuat Bundeswehr sehubungan dengan perang Ukraina.
Menteri Pertahanan Christine Lambrecht melakukan perjalanan ke kota pelabuhan selatan Ukraina, Odessa, awal bulan ini. Setelah perjalanan, dia mengumumkan bahwa Berlin akan terus mendukung Kyiv selama diperlukan. (ATN)
Discussion about this post