ASIATODAY.ID, JAKARTA – Angkatan Laut Prancis siap mengirim lagi kapal perang untuk melintasi Laut China Selatan.
Dilansir South China Morning Post, Selasa (2/3/2021), kegiatan itu dilakukan sebagai bagian misi pelayaran militer dan kebebasan navigasi tahunan bernama Jeanne d’Arc.
Angkatan Laut Prancis mengutus dua kapal, yakni kapal fregat Surcouf dan kapal serang amfibi Tonnerre ke wilayah perairan yang disengketakan oleh sejumlah negara itu.
Meski begitu, Kapten kapal AL Prancis, Kapten Arnaud Tranchant, menyatakan tidak bakal melintasi Selat Taiwan guna menghindari ketegangan hubungan diplomatik dengan China.
Menurut para pengamat, operasi dua kapal perang itu adalah wujud kebijakan strategis Prancis di kawasan Indo-Pasifik. Mereka beralasan ingin mempertahankan hak kebebasan navigasi berdasarkan hukum internasional, sambil meningkatkan pengaruh di kawasan itu.
“(Dengan tidak melintasi Selat Taiwan) Itu adalah hal positif yang bisa dilakukan,” kata peneliti tamu Yayasan Riset Strategis, Antoine Bondaz.
Pada April 2019, kapal perang Prancis, Vendemiaire, melintasi Selat Taiwan. China pun marah dan mengerahkan kapal perang untuk mengusir kapal itu.
China kemudian menyatakan tidak akan lagi mengundang Prancis menghadiri parade Angkatan Laut.
Pada awal Februari lalu, kapal selam AL Prancis, Emeraude, dan kapal pendukung Seine, juga melintasi Laut China Selatan.
China mengklaim hampir semua wilayah di laut China Selatan. Sementara Taiwan, Filipina, Brunei Darussalam, Malaysia dan Vietnam juga mengklaim sebagian kawasan itu, yang diyakini menyimpan banyak cadangan minyak dan gas.
Prancis merupakan salah satu anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) yang memiliki zona eksklusif ekonomi di Pasifik dan menekankan dalih kebebasan navigasi di wilayah untuk menancapkan pengaruh di perairan itu.
Akan tetapi sampai saat ini belum diketahui apakah Prancis juga akan bersikap seperti Amerika Serikat dalam sengketa di Laut China Selatan. (ATN)
Discussion about this post