• Tentang Kami
  • Tim Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Karir
  • Kontak
AsiaToday.id
  • Home
  • News
  • Business
  • Energi Hijau
  • Travel
  • Event
  • Sains & Lingkungan
  • Korporasi
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Business
  • Energi Hijau
  • Travel
  • Event
  • Sains & Lingkungan
  • Korporasi
No Result
View All Result
AsiaToday.id
No Result
View All Result

NASA Terbangkan Satelit Monitoring Kenaikan Permukaan Air Laut Global

Redaksi Asiatoday by Redaksi Asiatoday
November 24, 2020
in Sains & Lingkungan
2 min read
0
NASA Terbangkan Satelit Monitoring Kenaikan Permukaan Air Laut Global

Lapisan es di Greenland. Ist

2.5k
SHARES
2.5k
VIEWS
56 / 100
Powered by Rank Math SEO

ASIATODAY.ID, NEW YORK – Riset terbaru mengungkap fenomena naiknya permukaan laut global dan dikhawatirkan akan mengakibatkan banyak wilayah pesisir terendam.

Hal ini mendorong badan antariksa Amerika Serikat NASA dan Eropa ISS menerbangkan satelit baru untuk melacak kenaikan permukaan laut dunia pada Sabtu (21/11/2020) lalu.

Sentinel-6 Michael Freilich, mengambil nama seorang mantan eksekutif NASA, akan lepas landas dari Pangkalan Angkatan Udara Vandenberg di California, menggunakan roket SpaceX Falcon 9.

RelatedPosts

Selain Bali, Indonesia Bangun Coral Garden di Lombok

Spesies Dugong di Indonesia Kian Terancam

Ekonomi Sirkular Potensi Ciptakan 4,4 Juta Lapangan Kerja Baru di Indonesia

Uni Eropa Serukan Kesepakatan Global Lindungi Keanekaragaman Hayati

Indonesia Galang Kolaborasi Global Atasi Perubahan Iklim

Satelit ini akan mengukur tinggi permukaan laut, tinggi gelombang dan kecepatan angin, menggunakan teknik radar.

Piranti paling kuat yang ada dalam satelit ini, radar altimeter Poseidon-4, diambil dari nama dewa laut Yunani yang memegang trisula. Instrumen ini akan mengukur berapa lama sinyal radar memantul dari permukaan laut dan kembali ke satelit.

Sebuah studi terbaru menyebut adanya pencarian lapisan es yang meningkat di Greenland dan Antartika.

Studi yang dipublikasikan di Nature Climate Change, membandingkan hasil neraca massa lapisan es dari pengamatan satelit dengan proyeksi dari model iklim.

Dimulai pada awal 1990-an, Greenland dan Antartika kehilangan 6,4 triliun ton es antara 1992 dan 2017. Kejadian ini mendorong permukaan laut global naik 17,8 milimeter.

Jika laju ini terus berlanjut, lapisan es diperkirakan akan menaikkan permukaan laut lebih jauh 17 cm dan mengakibatkan akan lebih banyak kawasan pesisir terendam.

Penulis utama studi dan peneliti iklim di Center for Polar Observation and Modeling di University of Leeds, Tom Slater, mengatakan, satelit adalah satu-satunya cara mereka untuk memantau secara rutin area yang luas dan terpencil ini.

Jadi satelit sangat penting dalam memberikan pengukuran yang dapat kita gunakan untuk memvalidasi model lapisan es.

“Pengamatan satelit tidak hanya memberi tahu kami seberapa banyak es yang hilang, tetapi juga membantu kami mengidentifikasi dan memahami bagian Antartika dan Greenland bagian mana yang kehilangan es dan melalui proses apa – keduanya merupakan kunci dalam membantu kami meningkatkan model lapisan es,” ujarnya dikutip dari laman resmi Badan Antariksa Eropa (ESA).

Marcus Engdahl dari ESA menambahkan, pengamatan satelit menunjukkan bahwa lapisan es bereaksi sangat cepat terhadap perubahan lingkungan.

“Sangat penting bagi para ilmuwan untuk memiliki akses ke data dari misi satelit masa depan yang dapat mengamati daerah kutub, misalnya, misi kandidat Copernicus prioritas tinggi berikutnya CRISTAL, ROSE-L dan CIMR,” jelasnya. (ATN)

Tags: Climate ChangeNASAPerubahan Iklim
Previous Post

Singapura Hadirkan Referensi Destinasi Wisata Bagi Orang Indonesia

Next Post

UNICEF Siap Distribusikan 2 Miliar Vaksin Covid-19 di Dunia

Related Posts

Perubahan Iklim Mengkhawatirkan, Perkotaan Harus Cepat Beradaptasi
Sains & Lingkungan

Ekonomi Sirkular Potensi Ciptakan 4,4 Juta Lapangan Kerja Baru di Indonesia

January 27, 2021
Pertemuan WEF, Jokowi Tawarkan Peluang Investasi Hijau di Indonesia
Sains & Lingkungan

Indonesia Galang Kolaborasi Global Atasi Perubahan Iklim

January 26, 2021
China Hasilkan Emisi Karbon Dioksida Sebanyak 319 Juta Ton pada 2019
Sains & Lingkungan

China Sasaran Pertama Kebijakan Iklim Global Joe Biden

January 24, 2021
Bill Gates Sebut SK Bioscience akan Produksi Vaksin Covid-19
Sains & Lingkungan

Bill Gates Siap Berkolaborasi dengan Joe Biden Atasi Perubahan Iklim Global

January 23, 2021
Tekan Emisi Karbon, Indonesia Hadapi 5 Tantangan Besar
Sains & Lingkungan

Atasi Emisi Karbon, Elon Musk Siap Donasikan Rp1,4 Triliun Bagi Inovator Teknologi

January 23, 2021
Darurat Banjir di Kalimantan Selatan: 5 Meninggal, Ribuan Orang Mengungsi
Sains & Lingkungan

Mitigasi Bencana, World Bank Kucurkan Rp7 Triliun Utang ke Indonesia

January 22, 2021
Next Post
Indonesia Anggarkan Rp18 Triliun untuk Pengadaan Vaksin Covid-19 Bagi 160 Juta Jiwa

UNICEF Siap Distribusikan 2 Miliar Vaksin Covid-19 di Dunia

Discussion about this post

No Result
View All Result

Terbaru

  • Selain Bali, Indonesia Bangun Coral Garden di Lombok
  • PANDI Bidik Peringkat Pertama di ASEAN Pengelola Nama Domain
  • Gunung Merapi Erupsi, Semburkan 36 Kali Awan Panas Guguran
  • AS Tutup Pintu Masuk Wisatawan Global dari 30 Negara
  • Indonesia Hentikan Sementara Ekspor Benur Lobster
AsiaToday.id

© 2020 Asiatoday.id - Referensi Asia by PT Republik Digital Network.

Navigate Site

  • Tentang Kami
  • Tim Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Karir
  • Kontak

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Business
  • Energi Hijau
  • Travel
  • Event
  • Sains & Lingkungan
  • Korporasi

© 2020 Asiatoday.id - Referensi Asia by PT Republik Digital Network.