ASIATODAY.ID, JAKARTA – Pandemi global coronavirus (Covid-19) memicu pertumbuhan investor ritel di sejumlah pasar di kawasan Asia Tenggara (ASEAN).
Kepala Bursa Efek Indonesia (BEI) Laksono Widodo mengatakan, jumlah investasi dari sektor ritel menunjukkan tren kenaikan sejak 2017. Pada 2017 lalu, dari rata-rata nilai perdagangan harian sebesar Rp5 triliun, investor ritel mendominasi dengan porsi 41,4 persen
Pada masa pandemic Covid-19, aktivitas investasi di sektor ritel hingga September 2020 tumbuh 51 persen. Investor ritel mendominasi rata-rata perdagangan harian senilai Rp6,3 triliun.
“Kenaikan partisipasi investor ritel ini menjadi bantalan untuk pasar Indonesia yang ditinggal oleh investor asing karena adanya pandemic Covid-19,” jelas dia di forum diskusi panel Capital Market Summit & Expo 2020 pada Rabu (21/10/2020).
Menurut Laksono, pertumbuhan investor ritel didorong oleh tingkat suku bunga acuan di Indonesia yang terbilang rendah. Kondisi ini menimbulkan gairah investasi di kalangan masyarakat.
Selain itu, pandemi Covid-19 juga membuat masyarakat tidak melakukan pengeluaran dalam bentuk liburan, belanja, dan lainnya. Akibatnya, mereka memiliki kas yang berlimpah sehingga masyarakat pun mencari alternatif investasi agar mendatangkan return yang optimal.
“Disamping itu, likuiditas Indonesia di sektor perbankan masih sangat bagus. Ini juga ikut menopang kenaikan investor ritel di masa pandemi ini,” jelasnya.
Selain di Indonesia, situasi serupa juga terjadi di pasar Thailand. Senior Executive Vice President, Corporate Strategy The Stock Exchange of Thailand Saraphol Tulayasathien mengatakan, hingga Agustus 2020, sebanyak 230 ribu akun perdagangan ritel baru telah dibuka di negaranya.
Selain itu, para investor ritel di negeri itu juga lebih memilih menggunakan platfor aplikasi perdagangan online. Dari total transaksi harian investor ritel senilai USD919 juta, 78 persen atau dana sebesar USD723 juta dikelola dari aplikasi online.
“Aplikasi perdagangan online sebenarnya bukan hal baru. Perkembangan teknologi dan faktor pandemi membuat para investor ritel lebih memilih berinvestasi secara daring,” jelasnya.
Sementara itu, Managing Director, Head of Markets, Equities Singapore Exchange Janice Kan mengungkapkan, hingga September 2020, nilai perdagangan harian di bursa Singapura mengalami pertumbuhan hingga 40 persen.
Total partisipasi investor ritel dalam perdagangan di bursa Singapura kini berada di kisaran 20 persen dari sebelumnya 15 persen. “Secara year-on-year terjadi pertumbuhan 50 persen dari pembukaan rekening efek dan kenaikan 25 persen dari aktivitas perdagangan harian dari investor ritel,” jelasnya.
Walau porsi investor ritel masih kecil, Janice mengatakan otoritas bursa setempat tetap berkomitmen untuk memberikan pelayanan dan pendidikan investasi yang terbaik. Untuk itu, mereka tetap melaksanakan kegiatan-kegiatan seperti seminar dan pelatihan investasi secara daring.
“Melalui program SGX Academy, kami tetap mengadakan kelas-kelas pendidikan untuk meningkatkan literasi finansial masyarakat. Kami melakukan rata-rata 30 program pendidikan setiap bulan,” tandasnya. (ATN)
Discussion about this post