• Tentang Kami
  • Tim Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Karir
  • Kontak
AsiaToday.id
  • Home
  • News
  • Business
  • Energi Hijau
  • Travel
  • Event
  • Sains & Lingkungan
  • Korporasi
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Business
  • Energi Hijau
  • Travel
  • Event
  • Sains & Lingkungan
  • Korporasi
No Result
View All Result
AsiaToday.id
No Result
View All Result

Para Ilmuwan Inggris Temukan 50 Planet Baru dengan Bantuan Artifisial Intelligence

Redaksi Asiatoday by Redaksi Asiatoday
September 5, 2020
in Sains & Lingkungan
3 min read
0
Para Ilmuwan Inggris Temukan 50 Planet Baru dengan Bantuan Artifisial Intelligence

Temuan planet baru. Foto: warwickuniversity

2.6k
SHARES
2.6k
VIEWS

ASIATODAY.ID, JAKARTA – Para ilmuwan dari Universitas Warwick, Inggris telah menemukan dan mengonfirmasi keberadaan dari 50 planet baru menggunakan bantuan sistem kecerdasan buatan (artificial intellegence/AI).

Penemuan itu dimulai dari sebuah riset panjang. Pada 1995, astronomi Alexander Wolszczan dan Dale Frail tengah mengamati bintang pulsar, ketika mereka memerhatikan bahwa ritme terpaut dari cahaya yang berdenyut tampaknya melewatkan satu ketukan.

Cahaya yang berdenyut di luar ritme itu menyebabkan penemuan planet ekstra surya pertama yang disebut 51 Pegasib. Sejak saat itu, mereka menemukan dunia yang jauh, yang mengorbit bintang selain matahari bumi. Sejauh ini, ada lebih dari 4.000 planet di luar tata surya (exoplanet).

RelatedPosts

Selandia Baru, Negara Pertama di Dunia yang Terapkan UU Perubahan Iklim

Kebakaran Hutan di Australia Meninggalkan Jejak Buruk di Atmosfer

AS Dorong China Pimpin Aksi Iklim Global

Tekan Emisi Karbon Global, Temasek dan BlackRock Siapkan Investasi Rp8,7 Triliun

Rencana Jepang Membuang Air Limbah Fukushima ke Samudera Pasifik Jadi Sorotan

Pencarian terus berlanjut dengan misi luar angkasa yang sedang berlangsung untuk menjelajahi kosmos. Untuk mempercepat prosesnya, tim astronomi telah menemukan algoritma pembelajaran mesin baru yang dapat mengesampingkan informasi palsu dan mengonfirmasi exoplanet sebenarnya.

Dua misi utama di balik penemuan exoplanet yang sedang berlangsung adalah misi Kepler NASA dan misi Transiting Exoplanet Survey Satellite (TESS).

Kepler melihat apakah ada planet yang mengorbit di dalam zona layak huni dan TESS mengamati 200.000 bintang paling terang di langit.

Saat sebuah planet transit di depan bintang induknya, hal itu menyebabkan sedikit penurunan cahaya bintang. Mesin mencari kemiringan exoplanet sebagai petunjuk adanya planet yang mengorbit bintang itu. Setelahnya, astronomi memastikan bahwa itu memang planet yang menyebabkan variasi cahaya.

Dilaporkan bahwa ada lebih dari 3.000 titik serupa yang masih menunggu untuk dikonfirmasi sebagai planet.

David Armstrong, profesor di Universitas Warwick ingin membuat algoritma yang akan membantu astronomi menyaring data itu jauh lebih cepat.

“Kami ingin mengembangkan algoritma ini untuk bekerja dengan misi yang sedang berlangsung. Prosesnya jauh lebih cepat dan kami dapat menerapkannya ke lebih banyak kandidat planet,” terangnya, dikutip dari Inverse, Sabtu (5/9/2020).

Tim peneliti melatih algoritma untuk mengenali planet mana yang nyata dan mana yang bukan, dengan memberi sampel besar dari planet yang telah terkonfirmasi asli dan palsu sebelumnya. Dengan pola data itu, sistem pembelajaran mesin mempelajari cara memisahkan data dalam dua kategori.

Selanjutnya, para peneliti menggunakan algoritma tersebut pada kumpulan data ribuan planet yang terkonfirmasi. Hasilnya, algoritma itu mampu mengonfirmasi 50 planet baru dari basis data. Planetnya bervariasi mulai dari yang seukuran bumi hingga neptunus.

“Apa yang telah kami lakukan secara berbeda dari teknik pembelajaran mesin lainnya adalah mencoba membuatnya menjadi bersifat probabilistik, yang secara statistik memungkinkan penemuan planet bukan hanya memeringkatnya,” kata Armstrong.

Algoritma yang ada sebelumnya memungkinkan pemberian hasil data dengan peringkat exoplanet dalam hal kemungkinannya menjadi planet, tapi sistem algoritma baru ini menentukan probabilitas setiap planet menjadi Planetnya sendiri.

Armstrong mengatakan bahwa 50 planet yang ditemukan dengan bantuan mesin pembelajaran ini adalah yang telah melewati ambang batas 99 persen kemungkinan dari sebuah planet. Artinya, sangat kecil kemungkinan klaim tersebut salah atau tidak akurat.

Saat penemuan exoplanet baru terus berlanjut, para peneliti akan semakin cepat menindaklanjuti penemuan tersebut dan melakukan analisis lebih lanjut untuk mencari planet atau tempat baru yang layak huni di bumi, di luar angkasa sana. (ATN)

Tags: Artifisial IntelligenceInggrisPlanet BumiWarwick University
Previous Post

Pasar Properti di Vietnam Diproyeksi Paling Cepat Pulih di Asia Tenggara

Next Post

Malaysia Tutup Akses Warga Asing dari 23 Negara, Indonesia Sambut TKA China

Related Posts

Graph + AI Summit 2021 Kembali Digelar, Konferensi Terbuka di Industri Akselerasi Analitik dan AI
Event

Graph + AI Summit 2021 Kembali Digelar, Konferensi Terbuka di Industri Akselerasi Analitik dan AI

March 9, 2021
Pandemi Coronavirus Pulihkan Lubang Ozon Bumi dari Pemanasan Global
Sains & Lingkungan

Ilmuwan Temukan ‘Gliese’, Planet Mirip Bumi yang Cocok untuk Studi

March 5, 2021
Inggris Desak PBB Atasi Pelanggaran HAM di Myanmar, China, Belarusia dan Rusia
News

Inggris Desak PBB Atasi Pelanggaran HAM di Myanmar, China, Belarusia dan Rusia

February 23, 2021
Inggris Investigasi Sumber Covid-19 dan Kaitannya dengan Laboratorium di China
News

Inggris Tegaskan Sanksi ke Pejabat Militer Myanmar karena Pelanggaran HAM

February 20, 2021
Awal Juni, Inggris Buka Seluruh Pertokoan dan Show Room Mobil
Sains & Lingkungan

Inggris Dirikan Pusat Keuangan Hijau di London dan Leeds

February 15, 2021
Inggris Investigasi Sumber Covid-19 dan Kaitannya dengan Laboratorium di China
Business

Keluar dari UE, Inggris Siap Gabung Blok Perdagangan Trans Pasifik

January 31, 2021
Next Post
Kasus Menurun, Malaysia Hentikan Siaran Harian Covid-19

Malaysia Tutup Akses Warga Asing dari 23 Negara, Indonesia Sambut TKA China

Discussion about this post

No Result
View All Result

Terbaru

  • Jepang dan Jerman Perluas Kerja Sama Militer, Lawan Agresifitas China
  • Pemerintah RI Resmikan Tol Jakarta–Cikampek II (Elevated) Jadi Jalan Layang MBZ
  • Indonesia Jajaki Perundingan Dagang dengan SICA dan CARICOM
  • Selandia Baru, Negara Pertama di Dunia yang Terapkan UU Perubahan Iklim
  • Indonesia Ekspor Produk Perikanan Senilai Rp1 Triliun ke-40 Negara di Asia, Eropa dan AS
AsiaToday.id

© 2020 Asiatoday.id - Referensi Asia by PT Republik Digital Network.

Navigate Site

  • Tentang Kami
  • Tim Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Karir
  • Kontak

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Business
  • Energi Hijau
  • Travel
  • Event
  • Sains & Lingkungan
  • Korporasi

© 2020 Asiatoday.id - Referensi Asia by PT Republik Digital Network.