ASIATODAY.ID, JAKARTA – Parlemen Indonesia mengapresiasi parlemen Australia yang memberikan perhatian terhadap permasalahan di kawasan ASEAN, salah satunya terkait nasib rakyat di Myanmar yang sedang mengalami persoalan kudeta.
Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Fadli Zon mengungkapkan hal itu saat menyambut kunjungan delegasi Parlemen Australia, di Gedung Nusantara III DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (26/6/2023).
Delegasi Parlemen Australia juga mengungkapkan bahwa pihaknya pernah berkunjung ke kamp pengungsian sekitar 920.000 pengungsi etnis Rohingya dari Myanmar yang berada di refugee camp Cox’s Bazar, Bangladesh.
“Saya pernah juga memimpin delegasi tahun 2017 ke Cox’s Bazar dan kita melihat bahwa ini menjadi satu kamp terbesar di dunia. Mungkin sekarang ada lebih dari 1 juta orang. Mereka concern terhadap persoalan ini dan mereka juga concern terhadap persoalan kudeta di Myanmar. Tentu mereka berharap Indonesia bisa menjadi salah satu yang bisa menyelesaikan persoalan ini, apalagi sekarang menjadi Ketua dari ASEAN, Ketua dari AIPA dari sisi Parlemen,” kata Fadli.
Selain membahas krisis Myanmar, Fadli juga menyatakan, kunjungan dari Parlemen Australia selalu akan menjadi tonggak penting yang menunjukkan bahwa hubungan Indonesia-Australia dalam keadaan sangat baik.
“Dan hubungan yang baik itu tentu akan meningkatkan hubungan yang lebih menguntungkan lagi terutama di bidang ekonomi, di bidang bisnis, di bidang usaha, apalagi di Australia juga banyak sekali investasi dari kedua negara. Selain itu di bidang pendidikan banyak sekali mahasiswa Indonesia yang belajar di Australia demikian juga sebaliknya,” ujar Fadli.
Oleh karena itu, Politisi Fraksi Partai Gerindra ini mengungkapkan hubungan kondusif kedua parlemen harus terus dipertahankan.
“Agar kita bisa memanfaatkan untuk kepentingan nasional, kepentingan usaha kita dan juga kepentingan-kepentingan internasional. Termasuk integritas wilayah kita tidak ada yang mempersoalkan persoalan-persoalan yang terkait dengan adanya upaya separatisme dan lain sebagainya,” tandas Fadli.
Dalam pertemuan itu, delegasi Parlemen Australia terdiri dari Meryl Swanson (Partai Buruh), Pimpinan Delegasi Senator Hollie Hughes (Partai Liberal), lalu Senator Dorinda Cox (Partai Hijau Australia). Kemudian Parlemen Australia Barat Martin Aldridge (Nasional), Dewan Kota Brisbane Councellor Andrew Wines (Partai Liberal), Penasihat Senior untuk Senator Gleen Sterle yaitu Ben Wholagan dari Partai Buruh Australia.
Parlemen Jepang
Sementara itu, di ruangan lain, Wakil Ketua DPR RI Lodewijk F. Paulus didampingi Anggota Komisi I DPR RI Dave Akbarshah Fikarno menerima kunjungan Delegasi dan Anggota Parlemen Jepang yang dipimpin oleh Wada Yoshiaki (Head of Delegation).
Dalam kesempatan ini, Lodewijk mengundang Pemerintah Jepang untuk terlibat dalam pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
“Kita juga berdiskusi tentang IKN karena di situ kita mengajak, bagaimana Jepang, dengan melalui parlemen itu mendorong untuk terlibat dalam investasi pembangunan IKN,” jelas Lodewijk.
Lebih lanjut, Politisi Fraksi Golkar ini juga membahas mengenai masalah-masalah Pertahanan dan Keamanan (Hankam) di kedua negara, terkhusus hankam di IKN nantinya.
”Kita juga berbicara tentang masalah-masalah pertahanan. Katakan regional, terutama di Laut China Selatan. Salah satu hal yang penting juga tentang sistem pertahanan di Ibu Kota Negara baru,” terangnya.
Menurut Lodewijk, Jepang adalah salah satu contoh baik menerapkan sistem keamanan dan pertahanan, terutama di batas-batas wilayah negara.
”Ibu Kota baru nanti, terutama saya katakan menyangkut pertahanan udara mereka (Jepang). Karena ancaman sangat dekat, baik di konteks Laut China Selatan maupun dengan Korea Utara. Sehingga sistem pertahanan mereka tentunya bagus itu juga perlu kita belajar dari mereka untuk diskusikan,” tutupnya. (AT Network)
Simak Berita dan Artikel yang lain di Google News
Discussion about this post