ASIATODAY.ID, JAKARTA – Padamnya listrik di Jakarta selama sehari berdampak terhadap kualitas udara di Jakarta.
Berdasarkan pantauan AirVisual.com pada Senin pagi (5/8/2019), peringkat kualitas udara Jakarta semakin membaik dan peringkatnya turun diurutan 22 dunia. Skornya mencapai 75 atau kategori moderat, setara dengan parameter pm 2.5 dengan konsentrasi 23.5 µg/m³.
Peringkat teratas ditempati Dubai, Uni Emirat Arab (UEA), dengan skor 160; disusul oleh Hanoi, Vietnam, dengan nilai 147; serta Santiago, Chile (144).
Membaiknya kualitas udara Jakarta ini tidak terjadi pada seluruh wilayah. Pasalnya, masih terdapat empat wilayah di Jakarta yang memiliki kualitas udara buruk (unhealthy dan unhealthy for sensitive groups) seperti kawasan Rawamangun, Jakarta Timur, dengan indeks kualitas udara di angka 165, Kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat, dengan tingkat indeks kualitas udara di angka 156.
Ada juga di kawasan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) – GBK, Jakarta Pusat, dengan tingkat indeks kualitas udara di angka 153, serta kawasan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, dengan skor 105.
AQI merupakan indeks yang menggambarkan tingkat keparahan kualitas udara berdasarnak enam jenis polutan utama di suatu daerah dengan skala penghitungan 0-500.
Semakin tinggi nilainya menunjukkan semakin tinggi tingkat polusi udara di wilayah tersebut. Skor 0-5 berarti kualitas udara bagus, 51-100 berarti moderat dan sedikit menimbulkan masalah kesehatan, 101-150 tidak sehat bagi orang yang sensitif, 151-200 tidak sehat, 201-203 sangat tidak sehat, dan 301-500 ke atas berarti sangat berbahaya. (AT Network)
,’;\;\’\’
Discussion about this post