ASIATODAY.ID, JAKARTA – Ditengah transisi kegitan operasional tambang PT Freeport Indonesia (PTFI) dari Tambang terbuka (open pit) ke tambang bawah tanah (underground), manajemen PTFI optimis bisa kembali mencapai kejayaan.
Memang diakui, produksi mineral PTFI mengalami penurunan hingga 50%. Menurut Direktur PTFI Tony Wenas, saat ini tambang bawah tanah belum bisa beroperasi secara penuh sebelum tambang terbuka setop operasi secara total.
“Produksi kita memang turun signifikan karena open pitnya harusnya selesai dulu baru undergroundnya bisa fully develop,” jelasnya, Minggu (29/7/2019).
Tony mengungkapkan, dari sisi keuangan, PTFI sebenarnya masih tetap mencatatkan profit atau keuntungan.
“Dari segi keuangan sebenarnya kita masih tetap profitable, tapi kan kita perlu cash flow-nya untuk membiayai tambang bawah tanah,” paparnya.
Jika ditelisik lebih jauh, produksi tambang bawah tanah PTFI sebenarnya mengalami kenaikan tipis sebesar 1,36 persen dari semester I/2018 yang sebesar 44.000 metric ton (MT) per hari menjadi 44.600 MT per hari pada semester I/2019. Hanya saja kenaikan produksi ini dianggap belum signifikan.
Kegiatan produksi tambang terbuka Grasberg baru akan berakhir September 2019 dan menjadi tahapan final pengembangan. Pasca itu baru kemudian produksi tambang bawah tanah akan dimaksimalkan.
Tambang bawah tanah PTFI meliputi Grasberg Block Cave, Deep Mill Level Zone (DMLZ), Deep Ore Zone (DOZ), dan Big Gossan dengan masing-masing produksi selama semester I/2019 sebesar 6.200 MT per hari, 7,200 MT per hari, 25,700 MT per hari, dan 5,500 MT per hari.
Hampir seluruh tambang bawah tanah tersebut mengalami pertumbuhan produksi pada semester I/2019 dibanding periode sama tahun lalu, kecuali tambang DOZ yang turun 25 persen dari 34.400 MT per hari pada semester I/2018 menjadi 25.700 MT per hari pada semester I/2019.
Tambang DMLZ produksinya meningkat 166,67 persen dari 2.700 MT per hari pada semester I/2018 menjadi 7.200 MT Per hari pada semester I/2019. Produksi Grasberg Block Cave meningkat 58,9 persen dari 3.900 MT per hari pada semester I/2018 menjadi 6.200 MT per hari pada semester I/2019. Tambang Big Gossan juga mengalami peningkatan produksi sebesar 77,42 persen dari 3.100 MT per hari pada semester I/2018 menjadi 5.500 MT per hari pada semester I/2019.
Freeport-McMoRan Inc. mengakui produksi selama kuartal II/2019 tercapai lewat pengembangan bijih dari tambang bawah tanah yang berskala besar, berumur panjang, dan bermutu tinggi. Secara agregat, bijih dari tambang bawah tanah diharapkan menghasilkan produksi tembaga dan emas dalam jumlah besar.
“Sekarang menjadi lebih ekonomis untuk mengekstraksi bijih bawah tanah Grasberg menggunakan penambangan block caving. Dalam block caving, bijih runtuh karena gravitasi dan tidak ada pengupasan atau limbah tambang untuk ditangani,” kata Chief Executive Officer Freeport-McMoRan Richard C. Adkerson dalam Conference Call kuartal II yang digelar belum lama ini.
Menurutnya, ekstraksi bijih dari tambang bawah tanah Grasberg Block Cave menghasilkan badan bijih yang sama dengan yang diproduksi dari tambang terbuka Grasberg. Produksi di tambang ini bahkan melebihi target, yakni mencapai rata-rata 7.400 MT bijih per hari pada kuartal II/2019 dan diharapkan mampu meningkat menjadi 15.000 MT bijih per hari hingga akhir 2019.
Bahkan, ekspansi di tambang Grasberg Block Cave diharapkan mampu mempercepat laju produksi PTFI dari rata-rata 30.000 MT bijih per hari pada 2020 menjadi 130.000 MT bijih per hari pada 2023. Target produksi tersebut dicapai dengan perluasan Grasberg Block Cave menjadi lima blok dengan luas keseluruhan 335.000 meter persegi.
“Kegiatan penambangan di Grasberg Block Cave positif, memberikan kami kepercayaan yang meningkat untuk berhasil meningkatkan produksi,” katanya.
Sementara itu, produksi DMLZ diperkirakan akan meningkat hingga 11.000 MT bijih per hari hingga akhir 2019.
Saat ini, PTFI sedang melakukan pembukaan penambangan pada tambang DMLZ untuk memperluas gua yang nantinya diyakini akan meningkatkan produksi keseluruhan tambang Grasberg. Jika perluasan DMLZ berhasil, produksi akan meningkat dari rata-rata 28.000 MT per hari pada 2020 menjadi 80.000 MT bijih per hari pada 2022.
Produksi tembaga dan emas di tambang PTFI diproyeksi akan melonjak masing-masing sebesar 1,3 miliar pound dan 1,3 juta ounce per tahun. Produksi di awal tahun bisa lebih meningkat lagi jika kadar bijih lebih tinggi.
“Di masa transisi ini, mayoritas hasil tambang berasal dari tambang bawah tanah. Sedangkan tambang terbuka hanya tinggal pengerukan sisa mineral yang ada. Dari total produksi sekarang ini sekitar 28 juta ton per tahun dari tambang bawah tanah. Sekarang Grasberg open pit-nya tinggal 11-12 juta. Sudah lebih banyak bawah tanah, karena open pit-nya tinggal sisa-sisanya saja,” papar Tony. (AT Network)
,’;\;\’\’
Discussion about this post