ASIATODAY.ID, JAKARTA – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melaporkan, korban warga sipil yang tewas akibat perang Rusia vs Ukraina mencapai 9.300 sejak invansi skala penuh pada Februari 2022.
Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk Urusan Politik Rosemary DiCarlo pada pertemuan Dewan Keamanan PBB pada 17 Juli bahwa jumlah itu belum termasuk 16.384 warga sipil yang terluka.
“Menurut Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, 9.287 warga sipil tewas dan 16.384 terluka, sebagian besar akibat tembakan pasukan Rusia,” kata DiCarlo.
Ia menambahkan bahwa angka tersebut termasuk 537 tewas dan 1.117 anak-anak terluka. Namun DiCarlo menekankan bahwa angka ini hanya mewakili kematian dan cedera yang dikonfirmasi, dan jumlah sebenarnya kemungkinan jauh lebih tinggi.
DiCarlo mengatakan bahwa tahun lalu Ukraina “menjadi negara dengan jumlah terbesar anak-anak yang terbunuh dan cacat”, serta negara dengan jumlah penembakan sekolah dan rumah sakit terbanyak.
Penilaian OHCHR pada 19 Juni 2023 mencatat 9.083 tewas dan 15.779 terluka. Oblast Donetsk dan Oblast Luhansk menderita korban terbanyak dibandingkan wilayah lain mana pun.
Sementara itu, korban tentara Rusia terus berjatuhan hingga Sabtu (15/7/2023), Rusia telah kehilangan 237.180 tentara sejak invansi skala penuh pada Februari 2022.
Menurut Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina, jumlah tersebut termasuk 590 korban yang tercatat pada 14 Juli.
Rusia juga telah kehilangan berbagai alat tempur sejak invansi penuh di antaranya adalah 4.102 tank, 8.019 kendaraan tempur lapis baja.
Selain itu 7.036 kendaraan dan tangki bahan bakar, 4.463 sistem artileri, 680 sistem peluncuran roket ganda, 425 sistem pertahanan udara, 315 pesawat terbang, 310 helikopter, 3807 drone, dan 18 kapal. (ATN)
Simak Berita dan Artikel yang lain di Google News
Discussion about this post