ASIATODAY.ID, JAKARTA – Finantier, platform infrastruktur digital Indonesia siap memperluas pasar di Asia Tenggara dengan melakukan ekspansi ke Filipina.
Langkah ini seiring keberhasilan Finantier mengembangkan bisnis dan menorehkan kinerja gemilang sepanjangan tahun 2021.
“Finantier melihat tahun ini sebagai tahun di mana kami dapat tumbuh lebih baik dan lebih besar dari sisi partner dan klien, serta individu dan UMKM yang terbantu dengan ekosistem kami. Kami juga berencana untuk meningkatkan eksistensi kami di negara lain, seperti Filipina dan negara lainnya di Asia Tenggara,” ujar Co Founder dan COO Finantier Edwin Kusuma melalui keterangan tertulisnya, Kamis (20/1/2022).
Menurut Edwin, pandemi covid-19 telah mengubah pola interaksi dan kebiasaan masyarakat Indonesia dan secara bertahap beralih ke dunia digital. Perubahan ini menjadi kesempatan bagi perusahaan untuk meraih target yang lebih besar.
“Maka dari itu, diperlukan data yang lebih komprehensif dari digital journey nasabah atau pelanggan dari berbagai macam gig platforms yang ada pada ekosistem fintech agar dapat mengakses produk finansial yang sesuai dengan kebutuhan,” ungkapnya.
Hal ini dilakukan Finantier melalui konsep Open Finance guna meningkatkan inklusi keuangan masyarakat yang belum tersentuh pembiayaan konvensional atau underbanked.
“Jadi apa sih open finance itu? Lebih ke interoperability dari bank dengan fintech ekosistem agar bisa menghadirkan layanan yang lebih aman dan baik buat masyarakat luas,” jelasnya.
Secara spesifik, layanan open finance Finantier ini bersifat business to business (B2B), yaitu memfasilitasi perusahaan agar dapat memanfaatkan datanya untuk rencana lanjutan yang dapat dieksekusi secara langsung dalam pengembangan produk atau inovasi lainnya ke end user.
Target strategis Finantier lebih kepada bank dan juga industri fintech yang ingin menjangkau lebih banyak pengguna terutama mereka yang tidak memiliki catatan transaksi atau melakukan credit scoring dengan cara optimalisasi data.
Pihaknya tidak hanya mengolah credit scoring pengguna berdasarkan transaksi dari satu platform atau satu industri, namun menggabungkan analisis lintas platform mulai dari bank, fintech, layanan ride hailing, e-commerce, dan e-wallet.
“Dalam operasionalnya yang telah berjalan selama satu tahun ini, Finantier menghadirkan tiga produk unggulan yaitu account aggregation, innovative credit scoring, dan payment initiation,” urai Edwin.
Atas capaian dan inovasinya dalam memberikan kemudahan layanan kepada masyarakat lewat sistem B2B yang terintegrasi, Finantier meraih penghargaan Dunia fintech Awards sebagai Startup Open Finance Terbaik.
“Hal ini juga sebagai apresiasi terhadap inovasi yang dilakukan oleh Finantier dalam ekosistem fintech untuk mendorong pemerataan akses keuangan dan bagian dari akselerasi inklusi finansial di Indonesia,” tandas Edwin. (AT Network)
Discussion about this post