ASIATODAY.ID, TOKYO – Pasar Liquefied Natural Gas (LNG) pada 2023 diproyeksi lebih ketat dari tahun ini karena tingginya permintaan di China, India, dan bagian lain Asia.
“Kita mungkin melihat pasar LNG pada 2023 akan sangat ketat, mungkin lebih ketat dari tahun ini,” kata Kepala Badan Energi Internasional (IEA) Fatih Birol saat berbicara pada Konferensi Produsen-Konsumen LNG di Jepang dikutip dari CNA, Kamis (29/9/2022).
Harga gas global telah melonjak ke level rekor tahun ini, karena pengurangan pasokan gas Rusia telah menempatkan tekanan besar di pasar Eropa dan global.
Harga grosir gas yang tinggi di Eropa telah melihat rekor jumlah impor kargo LNG, menarik volume dari wilayah pengimpor utama Asia.
Birol juga menambahkan Eropa telah menerima sejumlah besar LNG tahun ini, dengan impor meningkat mencapai 60 persen.
“Salah satu alasan mengapa Eropa dapat menarik begitu banyak LNG adalah karena China (melihat) pertumbuhan ekonominya yang lamban tahun ini,” katanya.
“Jika ekonomi China pulih, akan sulit bagi Eropa untuk menarik begitu banyak LNG,” jelasnya.
Impor LNG China mencatat penurunan besar pertama mereka tahun ini, karena harga yang tinggi dan manufaktur yang lemah karena penguncian Covid-19 menghambat permintaan untuk bahan bakar super-dingin.
Negara ini menjadi pembeli LNG top dunia tahun lalu tetapi menyerahkan posisi teratas kembali ke Jepang dalam empat bulan pertama 2022.
“Jika Jepang memulai kembali pembangkit listrik tenaga nuklir mereka, itu akan membebaskan sekitar 10 miliar meter kubik (bcm) LNG dan membantu pasar LNG global,” kata Birol, tanpa merinci jangka waktu.
Birol mengatakan bahwa Jepang memulai kembali lebih banyak pembangkit listrik tenaga nuklir akan membantu meredakan kekhawatiran pasokan energi Eropa selama musim dingin karena lebih banyak LNG akan tersedia untuk pasar global. (ATN)
Discussion about this post