ASIATODAY.ID, JAKARTA – Pertamina optimis mencapai kesepakatan dengan Saudi Aramco terkait valuasi aset untuk proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Cilacap. Dalam waktu dekat, Pertamina dan Aramco akan menunjuk tim independen untuk menentukan valuasi aset proyek tersebut.
“KIta berharap akhir September valuasi sudah bisa diselesaikan,” ujar Direktur Keuangan Pertamina Pahala Mansyuri saat di Gedung Senayan Komisi VI, Kamis (19/7/2019).
Menurut Pahala, valuasi aset akan meliputi berbagai macam perhitungan, diantaranya asumsi harga minyak mentah, jenis minyak mentah, dan asumsi produk yang dihasilkan dari kilang tersebut.
“Asumsinya cukup beragam. Makanya kami bersama-sama menunjuk pihak yang dianggap independen. Bukan berarti mereka yang menentukan nilai ini, tapi memberikan pertimbangan,” jelasnya.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan pembicaraan dengan calon mitranya tersebut masih berlangsung. Menurutnya, opsi pengembangan melalui skema spin off dengan melakukan valuasi aset terlebih dahulu masih diprioritaskan.
Pertamina pun telah menyiapkan skema lain apabila spin off tersebut dianggap tidak bisa dijalankan.
“Kami juga menawarkan skema baru. Kalau opsi itu tidak workable, kami tawarkan untuk bisa bangun petrochemical-nya,” ujarnya di kompleks Kilang Cilacap,” Jumat (19/7/2019).
Menurut Nicke, skema kerja sama pembangunan fasilitas petrokimia tersebut sudah cukup matang. Namun, Nicke belum mengungkapkan berapa potensi nilainya karena masih dikaji secara detail.
Sebagaimana diketahui, investasi untuk proyek RDMP Cilacap ditaksir mencapai US$ 5 miliar. Dengan dana tersebut, kapasitas kilang Cilacap bisa meningkat dari 348 ribu barel per hari menjadi 400 ribu barel per hari dengan spesifikasi Euro V, petrokimia dasar (basic petrochemical), dan Group II Base Oil untuk pelumas.
Pertamina dan Aramco tercatat membentuk perusahaan patungan sejak 22 Desember 2016. Pertamina memegang saham sebesar 55 % dan Saudi Aramco sebesar 45%. Kala itu, Pertamina dan Aramco menargetkan proyek RDMP Cilacap bisa dimulai pada 2021. Namun hingga kini, proyek RDMP Cilacap masih terhalang kesepakatan valuasi dan spin off aset. Di sisi lain, Aramco justru begitu gencar berinvestasi kilang di negara lain, seperti Cina dan Malaysia. (Lis/AT)
,’;\;\’\’
Discussion about this post