ASIATODAY.ID, JAKARTA – Perubahan iklim global telah memicu peningkatan suhu panas bumi dan keasaman lautan. Akibatnya, selain kadar oksigen pada air laut menurun, daya dukung laut terhadap kehidupan yang ada di dalamnya juga mengalami penurunan drastis.
Analisis dan temuan ini terungkap dalam laporan komprehensif dari Perserikatan Bangsa-Bangsa seperti dikutip dari seafoodsource.com yang menyebutkan, seluruh jaringan pangan dan perikanan yang bergantung pada laut terancam oleh perubahan iklim.
Satu-satunya cara untuk menekan semakin parahnya gangguan yang terjadi akibat perubahan iklim adalah dengan mengurangi emisi gas rumah kaca. Laporan tersebut juga mengungkapkan semakin tingginya risiko dan harga yang harus dibayar jika aksi penurunan gas rumah kaca terus ditunda.
Laporan IPCC diterbitkan pada 25 September lalu dan fokus pada efek perubahan iklim pada laut dan kriosfer (pemukaan bumi yang mengandung air dalam bentuk padat). Laporan itu menyebutkann konsekuensi perubahan iklim sudah jelas dan akan terus bertambah parah jika manusia tidak bertindak.
“Lautan dan krifosfer dunia selama ini menyerap pangan yang disebabkan perubahan iklim selama berpuluh-puluh tahun dan konsekuensi yang akan dirasakan alam dan manusia akan sangat parah,” terang Ko Barrett, vice-chair IPCC seperti dikuti dari Seafoodsource.com, Minggu (29/9/2019).
Sejauh ini, lautan telah menyerap 90% dari panas berlebih yang tercipta dalam sistem iklim. Sebagai akibatnya, suhu air yang lebih panas menyebabkan pencampuran lapisan air menjadi lebih sulit.
Di samping itu, suplai oksigen dan nutrisi untuk mendukung kehidupan di laut pun berkurang.
Lebih jauh lagi dijelaskan, 20 hingga 30 persen karbon diokasida yang teremisikan akibat aktivitas manusia sejak tahun 1980 juga diserap lautan yang menyebabkan peningkatan keasaman. Hal ini kemudian menghambat pertumbuhan kerang dan karang.
Sektor perikanan di seluruh belahan bumi juga harus menanggung akibat berupa pergeseran stok dan penurunan produktivitas yang lebih redah kendati konsekuensi yang dihadapi di tiap-tiap bagian bumi pasti berbeda.
Marine Stewardship Council pun mendesak pemerintah dan industri perikanan untuk mempertimbangkan efek perubahan iklim terhadap sektor perikanan.
Di Amerika, para nelayan merasa khawatir atas perubahan yang telah mereka saksikan di perairan.
Para nelayan di penjuru negeri merasakan efek perubahan iklim baik berupa badai yang menghancurkan infrastruktur perikanan dan masyarakat di pesisir atau ikan yang biasanya bisa ditemukan di daerah penangkapan yang saat ini malah bermigrasi untuk menemukan air dengan suhu lebih rendah.
“Efek lain, penurunan tangkapan sebagai efek dari penurunan kandungan biomassa yang drastis lantaran perubahan suhu laut, ujar Direktur Eksekutif Seafood Harvesters of America Leigh Habegger. (AT Network)
,’;\;\’\’
Discussion about this post