ASIATODAY.ID, SHANGHAI – Perusahaan Contemporary Amperex Technology Co Ltd (CATL) tengah mengembangkan baterai kendaraan listrik (EV) jenis baru yang tidak mengandung nikel atau kobalt.
Nikel dan kobalt adalah bahan utama dalam baterai yang menggerakkan kendaraan listrik. Produsen baterai dari Panasonic Corp Jepang hingga LG Chem Korea Selatan menurunkan penggunaan kobalt karena mahal dalam baterai nikel-kobalt-aluminium (NCA) atau baterai nikel-kobalt-mangan (NCM).
Bos Tesla, Elon Musk, bulan lalu mendesak para penambang untuk memproduksi lebih banyak nikel, memperingatkan biaya baterai saat ini tetap menjadi hambatan besar bagi pertumbuhan perusahaan.
CATL yang berbasis di Ningde, China, membuat baterai NCM dan memasok baterai lithium iron phosphate (LFP) ke Tesla. Perusahaan ini juga memiliki kemitraan dengan Toyota dan Honda serta memasok Volkswagen AG dan Daimler AG.
“Jenis baterai baru akan berbeda dari baterai NCA, NCM dan LFP yang sudah ada dan tidak akan memiliki logam mahal seperti nikel atau kobalt,” kata Meng Xiangfeng, seorang eksekutif senior di CATL, dalam konferensi industri yang diadakan oleh Asosiasi Produsen Mobil Cina di Shanghai, dikutip dari Reuters, Minggu (17/8/2020).
Meng tidak memberikan rincian atau biaya jenis baterai yang direncanakan. CATL juga mengembangkan teknologi terpisah untuk mengintegrasikan sel baterai langsung ke kerangka mobil listrik untuk memperluas jangkauan berkendara. (ATN)
Discussion about this post