ASIATODAY.ID, JAKARTA – Berdasarkan hasil survei Programme for International Student Assesment (PISA), ada tiga permasalahan pokok pendidikan di Indonesia.
Selain tingginya tingkat ketidakhadiran pelajar di sekolah, tingkat tinggal kelas pelajar juga sangat tinggi.
“Ada tiga permasalahan utama yang harus diatasi. Salah satunya tingginya ketidakhadiran siswa di kelas. Itu akan mengacu pada hasil PISA,” kata Jokowi pada rapat terbatas peningkatan pendidikan Indonesia, Jum’at (3/4/2020).
Selain tingginya angka ketidakhadiran, siswa Indonesia juga masih banyak yang tinggal kelas. Persentase siswa mengulang kelas ini mencapai 16 persen dari total jumlah siswa di Indonesia.
“Angka ini 5 persen lebih tinggi dibandingkan rata-rata di negara-negara Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) atau Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi,” jelas Jokowi.
Jokowi mengatakan, masalah lain membuat hasil PISA Indonesia merosot adalah besarnya persentase siswa yang berprestasi rendah.
Menurut Jokowi, Indonesia harus mampu meningkatkan kesempatan sekolah pada anak usia 15 tahun.
“Diperlukan upaya lebih besar menekan siswa berprestasi rendah hingga berada di kisaran 15 sampai 20 persen di 2030,” terangnya.
Presiden menginstruksikan jajarannya untuk melakukan perbaikan sektor pendidikan dengan segera, mulai dari aspek regulasi, anggaran, hingga masalah administrasi.
“Ke depan administrasi guru harus dibenahi, jadi guru sekarang ini tidak fokus dalam kegiatan belajar mengajar, tapi lebih banyak dipakai untuk hal-hal yang berkaitan dengan administrasi,” lanjutnya.
Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi juga diminta untuk dibenahi. Begitu pula dengan lingkungan belajar.
“Termasuk pembentukan motivasi belajar, menekan tindakan perundungan di sekolah,” tandasnya. (ATN)
,’;\;\’\’
Discussion about this post