ASIATODAY.ID, JAKARTA – Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Cirata yang terbesar di Asia Tenggara mulai dibangun. Pembangunan PLTS ini ditandai dengan seremonial pemasangan modul solar panel (water breaking) ke Waduk Cirata, Purwakarta, Jawa Barat.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan PLTS Terapung Cirata masuk dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN).
Dalam pembangunan pembangkit ini, PT PLN (Persero) melalui anak usahanya PT Pembangkitan Jawa Bali Investasi (PJBI) bermitra dengan perusahaan energi asal Uni Emirat Arab (UEA) Masdar. Investasi yang dibutuhkan mencapai USD129 juta.
“PLTS Terapung Cirata ini merupakan salah satu dari 16 kerja sama yang telah disepakati antara Indonesia dan Uni Emirat Arab. Kami berharap semoga proyek ini dapat menjadi inspirasi bagi perusahaan-perusahaan besar lainnya untuk berkontribusi dalam pemanfaatan dan pengelolaan energi terbarukan khususnya energi surya,” ujar Dadan, Kamis (17/12/ 2020).
Mohamed Jameel Al Ramahi, Masdar Chief Executive Officer mengungkapkan Indonesia adalah mitra yang sangat penting bagi Masdar. Proyek ini akan berkontribusi langsung pada percepatan infrastruktur ketenagalistrikan di Indonesia dan meningkatkan pangsa energi baru terbarukan dalam bauran energi nasional 23 persen di 2025.
“Proyek ini merupakan tonggak penting bagi Masdar dan kami telah memilih Indonesia,” kata Mohamed Jameel Al Ramahi.
Direktur Megaproyek PLN Ikhsan Asaad menambahkan PLTS ini akan menjadi yang terbesar di kawasan Asia Tenggara mengalahkan PLTS di Filipina, Cadiz Solar Power Plant sebesar 132,5 MW. PLTS ini nantinya menghasilkan kapasitas listrik 145 megawatt peak (MWp).
“Kita akan menjadi floating PV terbesar di ASEAN,” kata Ikhsan.
Luas area PLTS Terapung ini mencapai 200 Ha (waduk) dan 9,02 Ha atau sebesar tiga persen dari total luasan Waduk Cirata. Konstruksi rencananya dilakukan selama 16 bulan.
Adapun Indonesia memiliki lebih dari 192 bendungan dan waduk dengan luas tangkapan 86.247 Ha, sehingga berpotensi tinggi untuk pemanfaatan sebagai PLTS Terapung lebih dari 4.300 MWP atau pemanfaatan 5 persen dari daerah tangkapan air berdasarkan hasil riset internal PJB. (ATN)
Discussion about this post