ASIATODAY.ID, JAKARTA – Purchasing Managers’ Index (PMI) sektor manufaktur negara di Asia Tenggara (ASEAN) menunjukkan pertumbuhan yang solid pada Desember 2021.
Pasalnya, lima dari tujuh negara di ASEAN melaporkan perbaikan sektor manufaktur.
Berdasarkan laporan IHS Markit, PMI ASEAN pada Desember 2021 mencapai 52,7 dari bulan sebelumnya sebesar 52,3. Pertumbuhan dipimpin oleh Singapura, dimana headline PMI mencapai posisi tinggi sepanjang waktu 58,0 (gabungan dengan bulan April 2013). Sementara itu, Indonesia mencatat perbaikan kondisi 4 bulan berturut-turut dengan capaian PMI (53,5) turun dari posisi puncak pada Oktober, tetapi masih mengarah pada ekspansi tajam.
“Pertumbuhan pada bulan Desember kembali didorong oleh kenaikan berkelanjutan pada output dan pekerjaan baru, tingkat pertumbuhan output mengalami akselerasi terutama mendekati laju rekor,” jelas Ekonom IHS Markit, Lewis Cooper seperti dikutip dari laporannya yang diterbitkan pada Selasa (4/1/2022).
Malaysia dan Vietnam masing-masing naik menjadi 52,8 dan 52,5. Adapun, Filipina mencatat perbaikan kondisi manufaktur di titik 51,8 pada Desember, sedikit berubah dari bulan sebelumnya. Namun demikian, Thailand harus mengalami penurunan baru dengan PMI di bawah rata-rata, yakni sebesar 49,5. Negara yang sedang berkonflik seperti Myanmar masih terkontraksi selama 16 bulan terakhir dengan capain PMI 49,0.
IHS Markit mencatat bahwa kendala pada rantai pasok masih menghambat upaya pembangunan stok dan tekanan inflasi dapat memperburuk beban biaya produksi.
“Tentu saja, sektor manufaktur ASEAN masih di posisi kuat memasuki tahun 2022, dengan kenaikan terkini menunjukkan tanda-tanda kemungkinan kecil perlambatan,” tulis Cooper. (ATN)
Discussion about this post