ASIATODAY.ID, JAKARTA – Polusi udara di Jakarta kian memburuk dan hingga kini masih gagal diatasi.
Dampak buruk polusi memicu kenaikan angka penderita penyakit pernapasan di kota itu.
Menteri Kesehatan (Menkes) Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan terdapat lima penyakit pernapasan kronis yang naik tajam akibat polusi udara di Jakarta, mulai dari Tuberculosis (TBC), kanker paru-paru, asma, pneumonia, dan penyakit paru obstruksi kronik (PPOK).
Peningkatan penyakit tersebut saat ini bahkan lebih tinggi empat kali lipat dibandingkan saat pandemi Covid-19.
“Khusunya di Jakarta, kita lihat sebelum Covid-19 itu ada 50.000-an yang terkena penyakit pernapasan, sekarang sudah naik ke 200.000 orang,” kata Menkes Budi, di Hotel Mulia, Jakarta Selatan, Kamis (24/8/2023).
Menurut Menkes, lonjakan kasus ini terjadi akibat kualitas udara yang buruk di Jakarta.
Berdasarkan parameter kualitas udara IQAir, sudah sebulan ini Jakarta ditetapkan sebagai kota dengan kualitas udara paling buruk di dunia dengan indeks polusi udara mencapai 170 atau masuk dalam kategori tidak sehat.
“Ada akibatnya dari polusi udara ini, hanya saja kita di kesehatan bergeraknya di sisi hilir, bukan di hulu. Kita menangani akibatnya, bukan menangani sebabnya. Jadi posisi saya mendorong agar sektor-sektor di hulu yaitu sektor energi, transportasi, sektor lingkungan hidup, supaya bisa mengurangi tekanan emisinya,” kata menkes.
Sementara itu, Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ngabila Salama juga menyampaikan, beberapa masalah kesehatan lainnya timbul akibat polusi udara, yaitu ISPA, asma akut, bronkitis akut, pneumonia, jerawat, alergi atau masalah kulit lainnya.
Dampak lainnya yang perlu diwaspadai, yaitu kelahiran prematur dan pertumbuhan janin terhambat, kemandulan, bronkitis kronis, asma, gangguan saraf seperti alzheimer, ADHD, penuaan dini, stroke, jantung, hingga kanker.
Untuk meminimalisir dampak tersebut, Ngabila mengingatkan masyarakat untuk tetap menjaga kesehatan selama kualitas udara tidak baik, antara lain dengan cara menghindari kegiatan outdoor, terutama bagi kelompok rentan, atau mamakai pakai masker medis/N95/N99.
Imunisasi rutin lengkap pada anak juga sangat penting. Dianjurkan juga untuk vaksin influenza, serta menerapkan pola hidup sehat.
“Hirup uap air panas yang ditetes tetes minyak kayu putih atau esensial untuk melegakan pernapasan. Selain itu, minum suplemen vitamin C, D3, dan asam lemak omega,” kata Ngabila. (ATN)
Simak Berita dan Artikel yang lain di Google News
Discussion about this post