ASIATODAY.ID, NEW DELHI – Rusia dan India tidak lagi membutuhkan dolar Amerika Serikat untuk perdagangan bilateral.
Demikian diungkapkan Presiden Forum Internasional BRICS, Purnima Anand.
“Kami telah menerapkan mekanisme penyelesaian bersama dalam rubel dan rupee, dan negara kami tidak perlu menggunakan dolar dalam penyelesaian bersama. Dan hari ini mekanisme serupa untuk penyelesaian bersama dalam rubel dan yuan sedang dikembangkan oleh China,” katanya, seperti dilaporkan RT, Kamis (25/8/2022).
Menurut Presiden BRICS, perdagangan timbal balik antara India dan Rusia telah tumbuh lima kali lipat selama 40 tahun terakhir.
Moskwa memasok volume minyak yang berkembang pesat ke India, dan sebagai imbalannya mendapat sejumlah besar produk pertanian, tekstil, obat-obatan, dan produk lainnya.
“Artinya negara-negara BRICS membuka diri terhadap Rusia, menawarkan kesempatan bagi negara tersebut untuk mengatasi konsekuensi sanksi,” tambah Anand, seperti dikutip kantor berita RIA.
Anand juga mencatat bahwa New Delhi menganggap dirinya sebagai pihak netral dalam perang sanksi saat ini antara Barat dan Rusia.
Meskipun ada tekanan sanksi, India akan melanjutkan kerja sama dengan Moskwa “di bidang mana pun yang diperlukan.”
“Ketika operasi militer Rusia di Ukraina dimulai, tentu saja ada tekanan pada India untuk berhenti mengimpor minyak Rusia. Namun Kementerian Luar Negeri harus menolak tekanan tersebut. Pihak Rusia diyakinkan bahwa pasokan tidak akan dihentikan dan rezim sanksi sama sekali tidak akan mempengaruhi hubungan antara negara kita,” kata kepala forum itu.
BRICS adalah forum sosial-ekonomi dan politik internasional yang menggabungkan lima negara anggota: Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan. (ATN)
Discussion about this post