ASIATODAY.ID, JAKARTA – Presidensi G20 Indonesia menjadi momentum yang tepat untuk merumuskan formula resolusi konflik Rusia dan Ukraina.
Mantan Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk Ukraina Prof Yuddy Chrisnandi memandang, Indonesia perlu melakukan terobosan diplomasi yang efektif dan aktif dalam situasi ini.
“Sebagai Preaidensi G20, Indonesia seharusnya memainkan pengaruhnya. Sebagai pemimpin ASEAN, sebagaimana di Eropa, pemimpin Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE) bisa berkumpul di Brussel membicarakan hal itu. Apakah sebagai pemimpin ASEAN ini juga bisa membicarakan ini, menjadi suara ASEAN untuk menyelesaikan konflik Rusia dan Ukraina,” kata Yuddy dalam diskusi ‘Perang Rusia vs Ukraina, Apa Dampaknya pada Geopolitik Dunia?’, Rabu (2/3/2022).
Yuddy mengaku mendapatkan bocoran, bahwa Sekretariat Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Rabu (2/3/2022) yang meminta Pemerintah Indonesia untuk menjadi sponsor utama penyelesaian konflik Rusia dan Ukraina di Majelis Umum PBB.
“Meski nanti diveto, tetapi paling tidak sudah memberikan sikap yang bisa dilihat dunia. Kita harus aktif di percaturan politik dunia. Amerika Serikat membuat proposal, Rusia membuat proposal dan Indonesia juga punya proposal sendiri. Itu juga sebuah terobosan, yang penting jangan pasif,” imbuhnya.
Yuddy menambahkan, Indonesia bisa menjadi poros alternatif dengan memanfaatkan perannya sebagai Presidensi G20 Tahun 2022 yang akan digelar di Bali pada November 2022 mendatang.
“Kita harus menjadi poros alternatif.Misalkan Rusia menginginkan pertemuan di Belarusia, Ukraina minta di Israel dan Indonesia bisa menawarkan di Bali. Ini akan menjadi poros menarik,” pungkas Yuddy. (ATN)
Discussion about this post