ASIATODAY.ID, JAKARTA – Pertemuan pertama Sherpa G20, sebagai rangkaian Presidensi G20 Indonesia digelar di Jakarta, pada Selasa (7/12/2021).
“G20 harus menjadi katalisator bagi pemulihan dunia yang inklusif, kuat, dan berkelanjutan,” kata Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi saat membuka pertemuan itu.
Acara yang berlangsung hingga 8 Desember 2021 ini merupakan pertemuan pertama dari 150 lebih pertemuan yang direncanakan berlangsung sepanjang Presidensi G20 Indonesia.
Menlu Retno juga mendorong G20 untuk mencapai hasil konkret di tiga prioritas, yaitu kesehatan, transformasi digital, dan transisi energi yang akan membawa manfaat besar bagi masyarakat dunia dan pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs).
Sementara itu, Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian, Airlangga Hartarto, dalam pidato kuncinya menyampaikan bahwa G20 harus memajukan agenda yang forward-looking dan action-oriented.
Menko Airlangga menyampaikan beberapa rencana strategis Presidensi G20 Indonesia, termasuk mobilisasi pendanaan kesehatan global, mewujudkan vaccine hub di berbagai kawasan dunia, pemberdayaan UMKM melalui digitalisasi, hingga kerjasama teknologi bidang energi.
Pertemuan pertama Sherpa G20 Indonesia dipimpin oleh Co-Sherpa G20 Indonesia, yaitu Duta Besar Dian Triansyah Djani dari Kemlu dan Dr. Edi Prio Pambudi dari Kemenko Perekonomian. Pertemuan ini bermakna strategis, karena membahas prioritas dan rencana kerja Presidensi G20 Indonesia dalam mewujudkan visi Pulih Bersama atau “Recover Together, Recover Stronger”.
Pertemuan secara khusus menghadirkan 2 briefer terkemuka, yaitu Dr. Tedros Adhanom, Dirjen WHO, dan Dr. Mari Pangestu, Managing Director World Bank.
Dr. Tedros dalam paparannya mengenai kondisi terkini penanganan pandemi COVID-19 menekankan pentingnya penguatan tata kelola dan skema pendanaan kesehatan global, baik terkait pencegahan, penanganan, maupun kesiapan menghadapi pandemi.
Sementara itu, terkait pemulihan ekonomi dunia, Mari Pangestu mewakili World Bank menyampaikan prospek pertumbuhan ekonomi global serta kolaborasi yang dapat dilakukan untuk mendorong pemulihan ekonomi dunia.
Pertemuan Sherpa ini merupakan kesempatan bagi masing-masing Ketua Working Group G20 yang dipimpin oleh Indonesia untuk menyampaikan prioritasnya. Working Group tersebut mencakup Kesehatan, Pembangunan, Pendidikan, Ketenagakerjaan, Ekonomi Digital, Perdagangan Investasi dan Industri, Pertanian, Lingkungan Hidup dan Perubahan Iklim, Energi, Pemberantasan Korupsi, Pariwisata, dan Pemberdayaan Perempuan
Para delegasi umumnya menyambut baik prioritas-prioritas yang disampaikan Indonesia di tiap Working Group. Secara khusus, terdapat harapan bagi peran Indonesia dalam menjembatani pandangan negara maju dan berkembang
Indonesia juga melakukan terobosan baru dalam pertemuan Sherpa kali ini, dengan memperkenalkan sesi retreat para Sherpa yang disebut “Sofa Talk”. Ini adalah sesi brainstorming para Sherpa anggota G20, untuk berdialog secara lebih mendalam dan terbuka mengenai upaya untuk terus meningkatkan relevansi dan kinerja G20.
Di sela-sela pertemuan, telah dilakukan pula kunjungan ke Pusat Inovasi Digital Industri (PIDI) di Jakarta Selatan, sebagai upaya untuk memperkenalkan industri digital dan UKM Indonesia.
Sherpa merupakan track alur kerja G20 yang menaungi pembahasan pembangunan di berbagai bidang. Delegasi dari 24 negara anggota, undangan dan organisasi internasional hadir secara fisik di Jakarta, sementara 15 delegasi hadir secara virtual. (ATN)
Discussion about this post