ASIATODAY.ID, JAKARTA – PT Pertamina EP mencatatkan hasil kinerja positif dalam hal produksi sepanjang 2019. Anak usaha PT Pertamina (Persero) itu berhasil melampaui target realisasi produksi siap jual (lifting) minyak dan gas (migas).
Presiden Direktur Pertamina EP Nanang Abdul Manaf menyebutkan produksi minyak tahun lalu sebesar 82.213 barel per hari (bph). Sedangkan produksi gas sebesar 959 juta standar kaki kubik (Mmscfd).
Sementara lifting minyak berada di angka 82.190 bph atau 102 persen dari target dalam rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP) yang sebesar 80.733 bph serta lifting gas sebesar 749 Mmscfd.
Nanang mengatakan capaian tersebut tidak terlepas dari kinerja pengeboran di 2019. Untuk pengeboran lapangan ekplorasi sebanyak 11 sumur dan untuk eksploitasi sebanyak 99 sumur.
“Sedangkan untuk kinerja seismik 3D telah terlaksana seluas 469 km persegi dan untuk seismik 2D telah terlaksana sebesar 496 km, atau 140 persen dari target sebesar 355 km,” ujar Nanang melalui keterangan resmi, Senin (20/01/2020).
Berkat kinerja tersebut, Pertamina EP mencatat laba bersih sebesar USD634 juta atau setara Rp8,64 triliun dan Ebitda sebesar USD1,82 miliar atau setara Rp24,54 triliun.
Selain itu, kata Nanang, komitmen Pertamina EP dalam bidang health safety security and environment (HSSE) juga dibuktikan dengan zero fatality dan zero lost time incident dengan jumlah jam kerja selamat sebanyak 99.741.534.
Menurut Nanang, ke depannya harus ada penambahan cadangan baik minyak dan gas di tiap field dan asset. Ia mengatakan saat ini beberapa sumur field sudah memasuki usia senja. Untuk itu perlu diremajakan lagi dengan cara menemukan titik titik sumur baru sebagai cadangan.
“Kami ditargetkan dapat menghasilkan minyak sebesar 85.000 bph dan gas sebesar 932 Mmscfd. Untuk mencapai target tersebut, ada beberapa tantangan yang harus kami hadapi antara lain memenuhi harapan Stakeholder produksi minyak nasional sebesar satu juta bph di 2030, optimalisasi harga gas, mempertahankan tren positif tiga tahun terakhir migas Pertamina EP (2017 hingga 2019), Ageing Production Facilities, EOR Implementation, dan big discovery,” tegas Nanang.
Nanang menjelaskan, beberapa point strategi yang akan dilaksanakan demi pencapaian rencana kerja tahun 2020 diantaranya adalah menjaga dan meningkatkan lagi kinerja HSSE, eksekusi program kerja on time on budget on schedule and on return dengan mengimplementasikan bussiner acceleration program (BAP) secara konsisten. Selain itu juga menerapkan cost effectiveness and efficiency serta menerapkan good change management.
“Strategi kami juga harus agresif di awal tahun ini serta menerapkan budaya sharing dan sinergi antar asset serta field,” imbuhnya. (AT Network)
,’;\;\’\’
Discussion about this post