ASIATODAY.ID, SYDNEY – Maskapai Qantas menyatakan tidak akan menyediakan rute internasional hingga Oktober tahun ini.
Qantas melaporkan penurunan pendapatan sebesar USD5,5 miliar (Rp 77,2 triliun ) selama paruh kedua tahun 2020.
Dikutip dari AFP, Kamis (25/2), Qantas menyatakan penerbangan penumpang internasional tidak akan dilanjutkan hingga Oktober karena pandemi Covid-19 terus menghancurkan industri.
Maskapai terbesar di Australia itu menyatakan mengalami kerugian sebesar A$ 1,1 miliar (US$ 858 juta atau Rp 12,3 trililun)) dalam enam bulan hingga 31 Desember, dengan kerugian hukum meningkat menjadi A$ 1,5 miliar (Rp16,8 triliun).
“Angka-angka ini mencolok, tetapi tidak akan mengejutkan. Setahun lalu, tidak ada dari kami yang tahu seberapa besar dampak Covid-19 terhadap dunia, atau pada penerbangan. Ini jelas lebih buruk dari yang diperkirakan siapa pun,” kata CEO Qantas Alan Joyce.
Joyce mencatat bahwa perusahaan telah mengalami penurunan pendapatan A$ 4 miliar (Rp 44,9 triliun) selama paruh pertama tahun 2020, sehingga total dampak pandemi menjadi A$ 11 miliar (Rp123 triliun).
“Penutupan perbatasan berarti kami kehilangan hampir 100 persen penerbangan internasional kami dan 70 persen penerbangan domestik kami – tiga perempat dari pendapatan kami, sekitar A$ 7 miliar (Rp78,7 triliun), ikut hilang,” tambahnya. (ATN)
Discussion about this post