ASIATODAY.ID, BERLIN – Qatar dan Jerman menandatangani perjanjian kerjasama energi.
Kesepakatan akan membuat Doha dan Berlin fokus pada pengembangan hubungan perdagangan dalam gas alam cair (LNG), di antara sumber energi lainnya.
Kesepakatan yang dicapai pada Jumat memperkirakan pertemuan rutin antara pihak berwenang dari kedua negara dan menciptakan kelompok kerja yang berfokus pada pengembangan hubungan perdagangan LNG dan hidrogen, serta kelompok kerja yang ditujukan untuk energi terbarukan.
Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan negara Teluk itu, salah satu pengekspor LNG terbesar di dunia, akan memainkan peran sentral dalam strategi Jerman untuk mendiversifikasi impor dari Rusia.
“Isu ketahanan energi memegang peranan penting bagi kami. Jerman akan mengembangkan infrastrukturnya agar dapat mengimpor gas cair dengan kapal,” kata Scholz kepada wartawan pada konferensi pers bersama dengan Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani di Berlin.
Saat ini, Rusia merupakan pemasok gas terbesar ke Jerman, dan Berlin telah meluncurkan beberapa inisiatif untuk mengurangi ketergantungan energinya pada Moskwa sejak melancarkan serangannya terhadap Ukraina pada akhir Februari.
Pemimpin Qatar mengonfirmasi bahwa Doha berencana untuk mulai memasok LNG ke Jerman pada tahun 2024 dan menggambarkan Eropa sebagai pasar gas yang “menarik”.
Al Thani mengadakan pembicaraan dengan pejabat dari utilitas Jerman RWE dan Uniper mengenai kesepakatan pasokan gas jangka panjang selama kunjungannya.
Roudi Baroudi, CEO Qatar Energy and Environment Holding, sebuah konsultan, mengatakan Doha siap memenuhi permintaan LNG dari Jerman selain memasok pelanggan yang sudah ada, mengutip perluasan berkelanjutan dari ladang gas alam raksasa North Field.
“Pada tahun 2024, Qatar pasti dapat memberikan 20-25 persen dari total konsumsi gas Jerman,” katanya kepada Al Jazeera, seraya menambahkan bahwa proyek ekspansi menempatkan negara itu di jalur untuk lebih meningkatkan penjualan global pada tahun-tahun mendatang. (ATN)
Discussion about this post