ASIATODAY.ID, BEIJING – China terus bergerak untuk meredam pengaruh Amerika Serikat (AS) di Kawasan Asia Tenggara.
Menteri Luar Negeri China, Wang Yi akan memulai tur lima negara Asia Tenggara mulai hari Minggu ini, 3 Juli 2022, dalam upaya memperkuat hubungan bilateral sekaligus melawan jangkauan diplomatik serta ekonomi Amerika Serikat (AS) di kawasan.
Negara Asia Tenggara pertama yang dikunjungi Wang adalah Myanmar. Wang akan menghadiri pertemuan mekanisme Kerja Sama Lancang-Mekong. Ia akan menjadi pejabat tertinggi China yang datang ke Myanmar sejak kudeta militer terjadi di negara tersebut tahun lalu.
Menlu dari lima negara Lower Mekong — Vietnam, Thailand, Myanmar, Laos dan Kamboja — juga akan menghadiri pertemuan tersebut di tengah ketegangan atas manajemen sumber daya air dan pembangunan bendungan.
Dari Myanmar, Wang akan mengunjungi Thailand, Filipina dan Malaysia. Negara terakhir yang dikunjungi Wang dalam tur ini adalah Indonesia, di mana dirinya akan menghadiri pertemuan menlu G20.
Zhao Lijian, juru bicara Kemenlu Tiongkok, mendeskripsikan negara-negara Asia Tenggara sebagai “mitra penting yang memiliki banyak kesamaan kepentingan” dengan Beijing.
“Kunjungan Wang berlangsung di masa sulit di saat dunia sedang dilanda “turbulensi dan perubahan.” Ujarnya dikutip dari Yahoo Finance.
Ia mengatakan kunjungan Wang juga bertujuan meningkatkan komunikasi strategis dengan kelima negara Asia Tenggara, “menindaklanjuti kerja sama Belt and Road Initiative (BRI), memperkuat pemulihan ekonomi serta menegakkan perdamaian dan ketenangan.”
Ini akan menjadi kunjungan pertama Wang ke kawasan sejak Presiden AS Joe Biden menggelar pertemuan dengan 10 negara Asia Tenggara. Kala itu, Biden juga meluncurkan Kerangka Indo-Pasifik dalam melawan pengaruh China di kawasan.
Dalam beberapa pekan terakhir, Wang sibuk mengunjungi sejumlah negara di Pasifik Selatan dan Asia Tengah dalam rangka menggalang dukungan untuk Beijing di tengah kekhawatiran bahwa pemerintahan Biden dapat memperburuk posisi China. (ATN)
Discussion about this post