ASIATODAY.ID, WIJA – Sejumlah rumah sakit di Eropa mulai terancam krisis obat yang digunakan untuk mengobati pasien covid-19, dalam beberapa hari mendatang. Di rumah sakit yang paling terpukul, stok yang ada hanya bertahan dua hari.
Aliansi Rumah Sakit Universitas Eropa mengatakan, dalam sebuah pernyataan yang dikirim ke berbagai pemerintah nasional bahwa rumah sakit di seluruh benua bisa kehabisan stok pelemas otot, obat penenang, dan obat penghilang rasa sakit dalam waktu kurang dari dua pekan.
“Kebutuhan paling mendesak sekarang adalah obat-obatan yang diperlukan untuk pasien perawatan intensif,” kata aliansi itu. Seraya mencatat bahwa kekurangan telah menyebabkan beberapa rumah sakit membeli obat alternatif atau mencoba dosis lain pada pasien.
“Sangat mengkhawatirkan bahwa para perawat dan dokter yang sedang bekerja terlalu sering dan kurang berpengalaman, dirancang untuk mengisi kekosongan, harus menggunakan produk dan dosis yang tidak biasa mereka gunakan,” tambah pernyataan Aliansi itu, melansir Sky News, Sabtu (4/4/2020).
Kelompok itu, yang mewakili sembilan rumah sakit universitas di Austria, Inggris, Prancis, Jerman, Italia, Belanda, Belgia, Swedia, dan Spanyol, mengatakan beberapa pemerintah mengatasi krisis dengan menolak mengekspor ke negara lain.
“Itu bisa memperburuk kekurangan saat ini. Tidak ada satu pun negara di Eropa yang memiliki fasilitas produksi untuk menyediakan semua obat atau alat pelindung atau ventilator yang diperlukan. Tindakan Eropa yang terkoordinasi akan sangat penting,” menurut pernyataan Aliansi.
Data Kementerian Kesehatan Spanyol menunjukkan, Spanyol tercatat sebagai negara terparah kedua dalam hal kematian, melewati tonggak suram pada Kamis karena mencatat kematian ke-10.000 dari pandemi. Sebuah rekor baru 950 covid-19 kematian dicatat Kamis, meskipun pertumbuhan infeksi berkurang.
Spanyol juga kehilangan hampir 900.000 pekerjaan, di mana 6,6 juta klaim pengangguran baru dibuat pekan lalu. Di negara bagian New York, jumlah kematian meningkat dua kali lipat dalam 72 jam menjadi lebih dari 1.900.
Di Italia, di mana total 13.915 kematian menjadi yang tertinggi secara global, 760 kematian lainnya dilaporkan Kamis ketika kamar mayat dipenuhi dengan mayat dan peti mati yang bertumpuk di gereja. (ATN)
Discussion about this post