ASIAYODAY.ID, BEIJING – SoftBank, Perusahan investasi raksasa asal Jepang turut terkena dampak dari rontoknya saham Alibaba.
Pasalnya, saham Alibaba Group terjun bebas dalam beberapa pekan terakhir. Hal itu dipicu oleh berita bahwa pemerintah China sedang menyelidiki raksasa e-commerce tersebut atas masalah antitrust.
Tidak hanya Jack Ma yang kehilangan USD11 miliar, namun SoftBank Group juga turut mengalami kerugian.
SoftBank Group, perusahaan investasi asal Jepang itu, merupakan investor terbesar Alibaba.
SoftBank memiliki 24,9 persen saham di Alibaba (BABA) senilai sekitar USD143 miliar (Rp1.984 triliun). Bahkan lebih besar dari kapitalisasi pasar SoftBank saat ini sebesar USD135 miliar atau Rp1.873 triliun.
Ketika saham Alibaba anjlok 13 persen, nilai saham SoftBank di perusahaan tersebut anjlok lebih dari USD22 miliar atau setara Rp300 triliun.
Pendiri SoftBank, Masayoshi Son, melakukan investasi USD20 juta di perusahaan e-commerce baru milik Jack Ma, sahabatnya, pada 2000. Bisa dibilang investasi itu adalah investasi terbaik dalam sejarah.
Pada 2020, SoftBank beberapa kali menjual saham Alibaba untuk mendapatkan uang tunai yang dipakai untuk membayar hutang dan berinvestasi lagi namun masih tetap mempertahankan mayoritas saham mereka di Alibaba.
Di Indonesia, SoftBank juga tidak asing. Pada awal 2020, CEO Masayoshi Son datang ke Indonesia dan bertemu Presiden Jokowi untuk menyampaikan minatnya berinvestasi di calon ibu kota negara yang berlokasi di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantam Timur.
Masayoshi Son mengatakan tertarik terlibat dalam pembangunan kota pintar hingga kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).
”Kami tertarik dengan konsep smart city dengan teknologi terbaru, green city, dan juga pengembangan AI,” kata Masayoshi Son saat itu.
Kabarnya, nilai investasi SoftBank direncanakan mencapai USD100 miliar atau setara Rp1.400 triliun, walau sejauh ini belum ada komitmen. (ATN)
Discussion about this post