ASIATODAY.ID, JAKARTA – Tidak banyak yang tau, kawasan yang dulunya kumuh dan kotor, kini telah menjelma menjadi kawasan Sudirman Central Business District (SCBD).
Kawasan SCBD telah menjadi kawasan perkantoran mentereng yang memiliki hunian eksklusif, pusat perbelanjaan modern, dan hotel bintang lima.
Dikutip dari laman SCBD, pembangunan kawasan elite SCBD mulai direncanakan pada 1987-1992. SCBD dulunya merupakan kawasan kumuh yang berdiri di atas lahan seluas 45 hektar. Penyusunan masterplan SCBD dilakukan oleh PT Danayasa Arthatama, perusahaan penyedia jasa dan investasi real estat.
Gedung Artha Graha adalah gedung perkantoran pertama yang berdiri di kawasan SCBD pada 1995. Kemudian, gedung-gedung pencakar langit lainnya mulai dibangun, di antaranya gedung Bursa Efek Indonesia dan Apartemen Kusuma Chandra yang selesai dibangun pada 1998.
Pada 2002, PT Danayasa Arthatama melakukan penawaran umum perdana atas 100 juta saham di Bursa Efek Indonesia. Langkah ini ditempuh untuk mengembangkan usaha di kawasan SCBD.
Dalam kurun waktu 2004-2006, apartemen mewah SCBD Suites dan Capital Residence pun selesai dibangun. Selanjutnya, hotel elite dan modern, One Pacific Place, dan Equity Tower selesai dibangun pada 2007-2011. Kawasan SCBD terus bertransformasi menjadi kawasan elite di Jakarta dengan gedung-gedung pencakar langit.
SCBD saat ini dikenal sebagai kawasan elite di jantung segitiga emas Jakarta, seakan menghapus sejarah awalnya yang merupakan kawasan kumuh di Ibu Kota.
Ramai dikunjungi
Saat ini, kawasan SCBD menjadi magnet baru di Jakarta. Bahkan muncul fenomena remaja SCBD atau Sudirman, Citayam, Bojong Gede dan Depok yang kerap mendatangi area Sudirman atau Dukuh Atas.
Menurut Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, hal itu merupakan bentuk demokratisasi ruang publik. Pemprov DKI memang bertujuan untuk membangun ruang ketiga memang sebagai tempat yang menyetarakan dan mempersatukan.
“Ruang ketiga adalah ruang kita bersama di antara ruang pertama [rumah] dan ruang kedua [tempat kerja/belajar],” ujar Anies dikutip Sabtu (9/7/2022).
Anies menjelaskan, beberapa tahun lalu, jalan -jalan besar di Jakarta, seperti Jalan Jenderal Sudirman hanya dimiliki oleh pekerja di wilayah tersebut.
Anies mengatakan orang luar selain pekerja di wilayah tersebut tidak bisa dinikmati dikarenakan kebanyakan pekerja tersebut membawa kendaran pribadi. Sedangkan trotoar yang saat ini dibangun di sepanjang Jalan Jenderal Sudirman diklaim Anis sangat lebar.
“Sehingga dapat digunakan bukan hanya pekerja wilayah tersebut, melainkan warga lain yang ingin menikmati pemandangan pemandangan gedung-gedung tinggi di sepanjang jalan itu,” ujarnya.
Anies juga mempersilahkan siapapun untuk datang dan memanfaatkan fasilitas yang ada dengan menjaga menjaga kebersihan di lokasi tersebut.
“Silakan semua boleh datang menikmati ruang-ruang publik di Jakarta dengan cara dan ekspresinya masing-masing. Yang penting jaga kebersihan dan ketertiban. Selamat menikmati ruang ketiga di Jakarta!” jelas Anies. (ATN)
Discussion about this post