ASIATODAY.ID, JAKARTA – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Republik Indonesia Erick Thohir mendukung penuh aksi membeli kembali (buyback) saham yang akan dilakukan oleh sejumlah perusahaan BUMN dengan total nilai Rp8 triliun.
Aksi buyback ini bertujuan untuk meminimalisir penurunan saham yang terekam di Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebagai dampak dari penyebaran wabah virus corona (Covid-19).
Erick memandang, langkah ini menjadi barometer bila Indonesia tidak tergantung dengan investor asing.
Aksi buyback ini serupa dengan penerapan kebijakan biodiesel 30 persen. Dimana, ketika produk kelapa sawit diperangi asing, Indonesia membuktikan bahwa produk sawitnya bisa digunakan secara berkelanjutan di dalam negeri.
“Indonesia ini negara besar, tidak perlu khawatir dengan asing, tapi kita juga tidak boleh anti asing),” tegas Erick di Bandara Soetta, Rabu (11/3/2020).
Erick menekankan, perusahaan BUMN harus berkinerja baik sehingga bisa memberikan setoran dividen yang besar. Setoran itu bisa digunakan sebagai langkah penyelamatan ketika kondisi pasar diguncang ketidakpastian.
“Inilah pentingnya buyback, makanya kita ingin pastikan dividen meningkat supaya kalau dividennya konsisten, perusahaan mampu buyback. Ini juga untuk lawan saham-saham gorengan atau saham kurang baik. Perlu edukasi masyarakat harus ditingkatkan,” jelas Erick.
Sementara itu, Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo meyakini, buyback akan menciptakan kepercayaan investor dalam negeri sebab ada sentimen positif dari rencana buyback yang akan dilakukan oleh 12 perusahaan tersebut.
“Kami yakin para investor dalam negeri beli saham lagi, sentimen positif sudah mulai ada,” jelasnya.
Menurut Kartika, dalam satu hingga dua hari ke depan, 12 perusahaan akan menyampaikan keterbukaan informasi.
“Aksi buyback akan dilakukan secara bertahap dan sangat tergantung pada kemampuan likuiditas serta fundamental masing-masing perusahaan. Kita pastikan, tidak ada suntikan modal untuk buyback. Dana buyback akan tergantung dari likuiditas masing-masing perusahaan menggunakan dana internalnya,” paparnya.
Perusahaan plat merah yang akan melakukan aksi buyback tersebut di antaranya PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN).
Dari sektor konstruksi diantaranya PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT Adhi Karya Tbk (ADHI), PT PP Tbk (PTPP), PT Jasa Marga Tbk (JSMR) dan PT Waskita Karya Tbk (WSKT).
Sementara dari sektor pertambangan, diantaranya PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), dan PT Timah Tbk (TINS). (ATN)
,’;\;\’\’
Discussion about this post