ASIATODAY.ID, JAKARTA – Sejumlah maskapai penerbangan di dunia melakukan penundaan dan pembatalan pembelian pesawat Boeing 737 MAX.
Berbagai alasan dikemukakan maskapai, namun faktor keamanan menjadi pertimbangan paling utama.
Maskapai Malaysia Airlines memutuskan untuk menunda pengiriman Boeing Co. 737 MAX tahun ini setelah tidak ada kepastian terkait pencabutan izin operasi produk baru pesawat pabrikan AS tersebut.
Keselamatan dari operasional dan konsumen sebagai prioritas, menjadi alasan maskapai melakukan penundaan.
“Melihat penyetopan produksi dan penundaan pencabutan izin terbang 737-MAX, Malaysia Airlines telah memutuskan untuk menunda pengiriman pesanan perusahaan tahun ini,” ujar Malaysia Airlines dalam pernyataan resminya, yang diterima Kamis (16/01/2020).
Malaysia Airlines yang memiliki pesanan sebanyak 25 pesawat, tercatat sebagai maskapai pertama di Asia yang memutuskan untuk menunda pembelian pesawat jenis ini. Kendati menunda pemesanan, maskapai tetap menyambut baik keputusan Boeing untuk memperbaiki prosedur keselamatan di Boeing 737.
Selain Malaysia Airlines, maskapai berbiaya murah dari Arab Saudi Flyadeal telah memutuskan untuk membatalkan pesanan 737 MAX pada Juli 2019. Maskapai yang semula berencana membeli 50 Boeing 737 MAX itu akhirnya memutuskan untuk mengoperasikan Airbus.
Sementara, Virgin Australia Holdings Ltd. Juga telah menunda pengiriman pertama unit 737 MAX yang sudah didipesan selama 2 tahun ke depan
Penundaan juga dilakukan Norwegian Air Shuttle ASA. Maskapai ini menyampaikan telah sepakat dengan Boeing untuk menunda pengiriman 14 unit 737 MAX yang harusnya diterima pada 2020 dan 2021.
Sementara itu, Garuda Indonesia masih mempertimbangkan pembatalan pesanan satu unit 737 MAX.
Pada Selasa (14/1/2020), Boeing melaporkan ada pengurangan sebanyak 183 pesanan untuk 737 MAX pada 2019 yang di dalamnya termasuk pesanan yang ditangguhkan. Di sisi lain, penyebab berkurangnya pesanan itu disebut juga berasal dari bangkrutnya Jet Airways Ltd. di India.
Dengan adanya penundaan dan pembatalan ini, sepanjang tahun 2019 Boeing hanya mengirim 380 pesawat. Jumlah ini lebih kecil dibandingkan pesaing utamanya, Airbus, yang berhasil membukukan pengiriman armada hingga 863 unit pada 2019. (ATN)
,’;\;\’\’
Discussion about this post