ASIATODAY.ID, JAKARTA – Para cendekiawan dan lembaga Islam yang bekerja sama dalam UNEP’s Faith for Earth, The Islamic World Educational, Scientific and Cultural Organization (ICESCO), Islamic Foundation for Ecology and Environmental Sciences (IFEES) tengah menyusun piagam lingkungan bernama Mizan.
Penyusunan ini juga didukung oleh sejumlah universitas seperti Uskudar University di Istanbul, the Qur’anic Botanic Garden and the College of Islamic Studies, Hamad Bin Khalifa University di Qatar dan Pusat Pengajian Islam Universitas Nasional (Unas) di Jakarta.
Dr. Iyad Abumoghli, penasihat kebijakan Badan PPB untuk program lingkungan (United Nations for Environment Programme-UNEP) mengatakan, umat manusia kini tengah menghadapi tantangan lingkungan yang luar biasa, seperti krisis iklim, kerusakan dan penurunan fungsi ekosistem, polusi, dan energi.
Untuk mengatasi tantangan tersebut, dibutuhkan komitmen lebih kuat dan lebih baru agar umat manusia bisa memperbaiki hubungan dengan alam dan lingkungan. Ini termasuk komitmen umat beragama yang memiliki nilai-nilai luhur sebagai wakil Tuhan di muka bumi.
“Piagam Mizan merupakan kontribusi umat Islam yang merupakan seperlima dari jumlah penduduk dunia untuk memberikan perspektif tentang prinsip keseimbangan yang dapat menjadi jalan keluar dan memitigasi berbagai tantangan lingkungan saat ini,” kata dia melalui keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Jumat (4/12/2020).
Mizan dalam Bahasa Arab yang bermakna Keseimbangan, dijelaskan secara tegas di dalam Alquran yakni bagaimana Tuhan Yang Maha Esa menciptakan segala sesuatu dengan keseimbangan.
Di dalam surah Ar-Rahman (55) Tuhan berfirman tentang (1) “Yang Maha Penyayang, (2) Mengajari Al-Qur’an, (3) Menciptakan Manusia ,(4) Mengajarinya Kefasihan, (5) Matahari dan bulan bergerak dengan perhitungan yang tepat, (6) dan bintang-bintang dan pohon-pohon bersujud, (7) dan langit yang Dia angkat dan memaksakan keseimbangan (Mizan), (8) Bahwa kamu tidak melanggar keseimbangan (Mizan), (9) dan membangun bobot dalam keadilan dan tidak membuat kekurangan keseimbangan (Mizan).
Menurut Dr. Fachruddin Mangunjaya, selaku Ketua Pusat Pengajian Islam Unas, Piagam Mizan saat ini tengah disusun oleh tim inti yang mewakili organisasi-organisasi Islam global.
Tim ini akan menyetujui proses, metodologi, bab, dan bagian yang berbeda. Draft ini kemudian akan dibagikan dan dikonsultasikan dalam beberapa bulan mendatang.
“Pembuatan piagam Mizan ini akan sangat menarik karena melibatkan para cendekiawan dan ulama dalam menggali berbagai perspektif Islam tentang lingkungan. Namun, akan lebih menarik untuk melihat bagaimana piagam ini akan diadopsi dan diterapkan di seluruh dunia untuk kepentingan umat manusia,” terang Fachruddin.
Sebelumnya, pemimpin Katolik Dunia, Paus Fransiskus telah meluncurkan Laudato Si (Puji-pujian Bagi Mu) sebagai surat ensiklik yang menyoroti dan memetakan cara untuk Merawat Rumah Bersama kita.
Ensiklik ini menginspirasi banyak orang, termasuk badan-badan internasional untuk mencari landasan moral yang tinggi untuk mempromosikan kebijakan mereka, dan menyebarkan inspirasi atas kegiatan dan tindakan dalam menjaga bumi yang dilakukan umat kristiani dan pemeluk agama lainnya.
Beberapa lembaga dan pemimpin agama lain juga mengeluarkan deklarasi tentang perubahan iklim atau seruan untuk melakukan tindakan dalam menjaga keanekaragaman hayati, hutan tropis dan tantangan lingkungan lainnya. (ATN)
Discussion about this post