ASIATODAY.ID, JAKARTA – Sebuah gerakan yang menyerukan ‘Cabut Proyek Chinatown’ menggema di Korea Selatan (Korsel).
Gerakan itu dipicu oleh serangkaian peristiwa yang memicu bentrokan dari masyarakat kedua negara lantaran masalah budaya.
Menurut para ahli, sentimen anti-China telah bertahan lama di antara masyarakat Korea Selatan, tetapi telah diperkuat dengan cepat dan lebih luas setelah internet menyediakan platform untuk menyebarkan ide-ide mereka dengan mudah.
Seruan ‘Cabut Proyek Chinatown’ berasal dari kontroversi tentang pembangunan kompleks pariwisata bertema China berskala besar di Provinsi Gangwon, Korea Selatan.
Sebuah petisi online diajukan ke situs web Cheong Wa Dae pada 29 Maret 2021 yang menyerukan diakhirinya proyek pembangunan kompleks pariwisata bertema China di Provinsi Gangwon.
Petisi tersebut telah ditandatangani oleh lebih dari 660.000 orang pada 26 April 2021 bahkan petisi tersebut telah mengumpulkan lebih dari 200.000 tanda tangan dalam 30 hari. Oleh karena itu, kantor kepresidenan atau instansi pemerintah terkait secara resmi wajib memberikan jawaban.
Menyitat laporan Korea Times, pada Kamis (29/4/2021), proyek pembangunan kompleks pariwisata bertema China di Provinsi Gangwon dikerjakan oleh pembangun lokal Kolon Global dengan persetujuan Pemerintah Provinsi Gangwon.
Pembangunan proyek tersebut bertujuan membangun Kota Budaya Korea-China seluas 1,2 kilometer persegi di Kota Chuncheon dan Kabupaten Hongcheon.
Pembangun berencana untuk mendirikan berbagai fasilitas dan tempat wisata di kota tersebut pada 2022 mendatang.
Untuk proyek tersebut, Kolon Global menandatangani MOU dengan China the People’s Daily pada 2018 dan membentuk perusahaan tujuan khusus tahun lalu.
Penulis petisi menulis bahwa masyarakat Korea Selatan tidak mengerti mengapa negara tersebut harus memberikan pengalaman budaya Tionghoa kepada wisatawan atau mengapa harus ada sedikit China di Korea Selatan.
Meskipun proyek tersebut telah dijalankan sejak awal 2010-an, tetapi belakangan ini telah menjadi isu hangat lantaran postingan Instagram yang mendesak orang-orang untuk memperhatikan masalah tersebut dan kesepakatan dengan petisi telah menjadi viral.
Masalah Chinatown muncul bersamaan dengan klaim protes Korea Selatan yang dibuat oleh sejumlah influencer dan media China bahwa kimchi adalah makanan tradisional mereka (China).
Setelah Beijing menerima sertifikasi internasional untuk hidangan acar sayuran miliknya (paocai) pada November, Global Times yang dikelola pemerintah China melaporkan bahwa sertifikasi ini sama dengan standar internasional untuk industri kimchi yang dipimpin China. (ATN)
Discussion about this post