ASIATODAY.ID, YERUSALEM – Aksi unjukrasa menuntut mundur Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu kembali disuarakan ribuan demonstran.
Mereka menggelar aksi di luar kediaman resmi Perdana Menteri Benjamin Netanyahu di Yerusalem pada Sabtu (5/9/2020) malam waktu setempat. Aksi ini telah memasuki pekan ke-12 atau bulan ketiga.
Demonstran menilai PM Netanyahu harus segera mundur karena dinilai gagal menangani pandemi Covid-19 dan juga terjerat dugaan korupsi.
Melansir Arab News, Minggu (6/9/2020), pengunjuk rasa membawa spanduk bertuliskan “revolusi” dan “pergi dari sini” sambil mengibarkan bendera Israel. Selain di depan kediaman PM Netanyahu, sekelompok kecil pedemo juga berkumpul di beberapa jembatan dan persimpangan jalan.
Pemerintah Israel bergerak cepat dalam menangani pandemi covid-19 pada musim semi tahun lalu. Namun lonjakan kasus covid-19 di Israel melonjak lagi usai Pemerintah Israel memutuskan membuka kembali perekonomian yang sempat ditutup selama berlangsungnya pandemi.
Angka kematian akibat Covid-19 di Israel telah melampaui 1.000. Saat ini, Israel mempertimbangkan pemberlakuan kembali kebijakan penguncian wilayah (lockdown) untuk menghentikan melonjaknya angka infeksi harian covid-19.
Saat ini Israel mencatat lebih dari 26 ribu kasus aktif covid-19.
Meski demonstrasi dalam beberapa pekan terakhir di Israel berlangsung damai, pengunjuk rasa kerap terlibat bentrok dengan aparat keamanan. Sedikitnya 13 penangkapan telah dilakukan selama berlangsungnya aksi protes mengecam PM Netanyahu.
PM Netanyahu menyebut para demonstran sebagai “anarkis” yang berasal dari kelompok sayap kiri. Namun pernyataan dan usaha PM Netanyahu sejauh ini belum berhasil meredam gerakan massa. (ATN)
Discussion about this post