ASIATODAY.ID, CANBERRA – Australia kian meningkatkan kesiagaan terhadap potensi pecahnya konflik di kawasan Indo Pasifik, sebagai imbas konflik Rusia dan Ukraina.
Australia memandang, saat ini “lingkungan global semakin tidak pasti”.
Karena itu, Canberra telah mengusulkan perluasan Angkatan Pertahanan Australia (ADF) dengan meningkatkan jumlah personel militer menjadi hampir 80.000 pada tahun 2040.
“Perluasan yang diusulkan akan membutuhkan anggaran US$27 miliar atau Rp387 triliun,” kata Perdana Menteri Scott Morrison dan Menteri Pertahanan Peter Dutton pada hari Kamis (10/3/2022), saat kunjungan ke Barak Gallipoli di Brisbane, sebagaimana dilaporkan RT.
Pemilihan federal akan diadakan pada bulan Mei. Mengingat konflik di Ukraina dan meningkatnya ketegangan dengan China, Scott Morrison telah menjadikan keamanan nasional sebagai poin kunci dari kampanye pemilihannya kembali.
“Prioritas pertama pemerintah saya adalah menjaga keamanan warga Australia. Untuk melakukan itu, kita membutuhkan ADF yang lebih besar, dengan lebih banyak tentara, pelaut, dan penerbang dan wanita untuk mengoperasikan kemampuan mutakhir yang kita dapatkan untuk melindungi Australia,” kata Morrison.
Pada tahun 2024, 800 personel ADF berseragam, 250 pegawai negeri, dan sejumlah personel Direktorat Sinyal Australia akan dipekerjakan sebagai bagian dari upaya jangka pendek untuk memenuhi permintaan.
“Anda tidak dapat menjentikkan tombol untuk meningkatkan tentara, angkatan laut, dan angkatan udara Anda dalam semalam. Menumbuhkan jenis orang dan keterampilan yang kita butuhkan untuk menghadapi ancaman di masa depan membutuhkan waktu, jadi kita harus mulai sekarang sehingga keterampilan kritis dapat diajarkan dan pengalaman diperoleh, tambahnya, menyatakan bahwa inisiatif ini akan menjadi “peningkatan terbesar dalam ukuran kekuatan pertahanan kita di masa damai dalam sejarah Australia,” tambahnya.
Peter Dutton mengatakan peningkatan personel diperlukan untuk membangun kapasitas militer yang dapat melindungi kepentingan strategis Australia.
“Pertumbuhan tenaga kerja dan keahlian ini akan memungkinkan kami untuk mengirimkan kapal selam bertenaga nuklir, kapal, pesawat terbang, dan senjata canggih kami,” katanya.
Jika proposal tersebut berjalan, jumlah ADF akan bertambah sebanyak 18.500, membutuhkan upaya perekrutan terbesar dalam 40 tahun. Penambahan itu akan membuat jumlah total personel, termasuk pegawai sipil, menjadi 101.000 personel, angka yang tidak tercapai sejak Perang Vietnam.
Lebih banyak tentara, pelaut, dan pilot diperlukan untuk mengoperasikan peralatan militer baru, dengan angkatan laut membutuhkan dorongan terbesar untuk memenuhi peningkatan kapal permukaan dan kapal selam baru.
Ekspansi yang direncanakan juga akan fokus pada medan pertempuran yang muncul, seperti perang antariksa dan dunia maya. (ATN)
Discussion about this post