ASIATODAY.ID, CHICAGO – Ambruknya Silicon Valley Bank (SVB) memicu lonjakan harga emas dan perak pada Senin (13/3/2023), karena daya tarik safe haven menarik investor yang khawatir akan terjadinya krisis.
Namun di sisi lain, kasus Silicon Valley Bank memicu harapan Federal Reserve AS (The Fed) akan mengerem kebijakan moneter agresifnya.
Harga emas di pasar spot melonjak 2,44% menjadi US$ 1.921,63 per ons, tertinggi sejak awal Februari. Sedangkan harga emas berjangka AS naik 2,6% menjadi US$ 1.916,50.
Logam mulia lainnya perak naik 6,16% menjadi US$ 21,7741 per ons, platinum melonjak 4,03% menjadi US$ 997,8473, dan paladium bertambah 6,92% menjadi US$ 1.474,2458.
Dolar AS dan imbal hasil Treasury atau obligasi pemerintah AS memperpanjang penurunannya meskipun ada upaya dari regulator untuk mengendalikan gejolak Silicon Valley Bank dan Signature Bank.
“Emas sangat memenuhi mandatnya sebagai safe haven,” kata Kepala Strategi Pasar Komoditas TD Securities Bart Melek dikutip CNBC International.
Dia mengatakan banyak investor mencari logam mulia sebagai tempat berlindung yang aman terhadap volatilitas pasar keuangan dan komoditas.
Trader tidak lagi mengharapkan kenaikan suku bunga Federal Reserve sebesar 50 basis poin minggu depan. Proyeksi saat ini adalah kenaikan 25 basis poin. Beberapa trader bahkan tidak mengharapkan kenaikan sama sekali. Hal ini membuat emas lebih menarik.
“Masa depan harga emas sangat bergantung pada apakah tindakan Fed terbukti efektif. Jika kebangkrutan Silicon Valley Bank (SVB) dianggap sebagai insiden terisolasi, emas mungkin kehilangan sebagian keuntungannya,” kata dealer logam mulia di Heraeus Alexander Zumpfe.
“Namun jika krisis terus menular dan mengarah pada pembalikan berkelanjutan kebijakan Fed, emas mungkin tetap diminati.” (ATN)
Simak Berita dan Artikel yang lain di Google News
Discussion about this post